Reporter: Annisa Aninditya Wibawa |
JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menilai, inflasi bulan ini yang berada di posisi 0,75%, hanya bersifat temporer. Direktur Direktorat Departemen Riset Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Juda Agung yakin inflasi ini tidak akan berlanjut.
Disebutnya, bahwa ini terkait beberapa impor holtikultura. Ada 13 komoditas yang berpengaruh, misalnya wortel, kentang, dan sebagainya. Holtikultura ini berbobot 1,4% di dalam keranjang inflasi.
“Ini memang tidak terlalu besar, tapi turut memberikan tekanan di volatile food,” ujarnya.
Sektor pertanian dan perdagangan dianggap sudah tahu mengenai masalah ini. Artinya, bila supply sama dengan demand, harga dapat kembali lagi.
Ini dikarenakan kebijakan terkait suplai dalam negeri sudah cukup untuk beberapa komoditas seperti kentang, wortel, cabai, dan sebagainya. Sehingga negara memang tidak perlu impor.
Ia beranggapan, bila terjadi shock atau kekurangan produksi dalam negeri, maka kebijakan perlu dilihat secara periodik.
Juda melihat inflasi yang dikontribusikan volatile food ini bersifat temporer dan akan membaik ke depannya. Core inflation juga masih sangat terjaga di posisi 4,3%. Ia menganggap, inflasi masih terkendali secara fundamental.
Diklaimnya, inflasi Februari yang berada di posisi 0,75% masih sesuai prediksi BI yakni 0,72%. Ini pun sudah menurun dari posisi 1,03% di Januari. Namun Juda enggan menyebut prediksi inflasi di bulan Maret. "Angka nantilah," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News