Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. LPEM FEB UI mengimbau Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 6%, dalam pertemuan Desember 2023.
Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan Teuku Riefky mengungkapkan, ini seiring dengan meredanya tekanan dari sisi eksternal dan tingkat inflasi yang terkendali.
Riefky mengungkapkan, tekanan eksternal mereda setelah keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) untuk menahan suku bunga acuan.
Baca Juga: Investor Menanti RDG BI, Rupiah Diramal Bergerak Datar di Perdagangan Kamis (21/12)
“Ini mendorong penguatan Rupiah. Bahkan rupiah menjadi salah satu mata uang yang terdampak paling minim dari kondisi ekonomi global,” terang Riefky kepada Kontan.co.id, Rabu (20/12).
Selain itu, Riefky bilang otot rupiahmakin perkasa dengan tambahan suplai mata uang asing, didorong oleh revisi kebijakan devisa hasil ekspor (DHE).
Sedangkan dari sisi inflasi, pemerintah dan BI sudah berupaya untuk menjangkar inflasi pangan, di tengah kenaikan harga pangan akibat fenomena kekeringan panjang atau El Niño.
Meski demikian, tekanan inflasi pangan masih terlihat, yaitu di harga cabai merah, cabai rawit, dan bawang merah.
Baca Juga: Bunga Acuan BI Bisa Melandai Mulai Kuartal III-2024
“Dengan perkembangan inflasi yang cukup terkendali dan performa solid dari Rupiah selama bulan lalu, menjadi dasar bahwa BI perlu menahan suku bunga acuannya,” tandas Riefky.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News