Reporter: Indra Khairuman | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan investasi dengan Vietnam guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Pertemuan bertajuk High Level Business Dialogue “Vietnam and Indonesia: A Partnership for Progress and Prosperity” yang digelar di Jakarta pada Senin (10/3) menandai 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Vietnam.
“Saya percaya acara ini akan memberikan peluang berharga untuk menjajaki kerja sama yang lebih dalam antara Indonesia dan Vietnam, khususnya di bidang ekonomi dan investasi,” ujar Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan tertulis yang dikutip Kontan.co.id, Selasa (11/3).
Komitmen ini menunjukkan tekad kuat kedua negara dalam memperkuat kemitraan strategis.
Baca Juga: BI dan State Bank Of Vietnam Sepakat Perkuat Kerja Sama Kebanksentralan
Dengan populasi gabungan mendekati 400 juta jiwa, Indonesia dan Vietnam memiliki potensi besar untuk meningkatkan kerja sama di sektor perdagangan dan investasi.
Total perdagangan bilateral antara kedua negara diperkirakan mencapai 15 miliar dolar AS pada tahun 2024, mencerminkan pertumbuhan yang signifikan.
Peningkatan investasi juga terjadi di berbagai sektor, termasuk pertanian, infrastruktur, dan teknologi. Salah satu proyek strategis yang menjadi sorotan adalah pembangunan pabrik kendaraan listrik VinFast di Subang, Jawa Barat.
Kolaborasi di Sektor Pariwisata
Sektor pariwisata juga menjadi fokus utama dalam kerja sama ini. Maskapai penerbangan nasional, Vietnam Airlines dan Garuda Indonesia, bekerja sama untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang berkunjung antara kedua negara.
Menko Airlangga menekankan bahwa kolaborasi ini penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.
Baca Juga: Usai Pangkas Kementerian, Vietnam Bakal Gabungkan Provinsi Demi Efisiensi Anggaran
Untuk mendukung perekonomian kedua negara, Menko Airlangga mengajukan beberapa langkah strategis:
- Mengoptimalkan Perjanjian Perdagangan ASEAN (ATIGA) – Perjanjian ini memungkinkan tarif 0% untuk 99,8% komoditas.
- Mempercepat adopsi transaksi digital lintas batas – Tujuannya adalah meningkatkan aktivitas ekonomi digital.
- Meningkatkan kerja sama di bidang teknologi – Khususnya untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) bersaing di tingkat global.
Tantangan dalam Kerja Sama Perdagangan
Menko Airlangga juga menyoroti tantangan dalam kerja sama perdagangan, seperti penerapan kebijakan Non-Tariff Measures (NTM).
Diskusi lebih lanjut diperlukan untuk mengatasi kendala ini, terutama mengingat kedua negara memiliki komoditas unggulan yang serupa di sektor pertanian.
“Peningkatan kerja sama dalam rantai pasokan akan menguntungkan kedua negara,” ujar Menko Airlangga.
Baca Juga: Vietnam Percepat Deportasi Warganya di AS Pasca Ancaman Tarif Dagang dan Sanksi Visa
Menuju Pusat Ekonomi Digital ASEAN
Dengan populasi anak muda yang besar serta tingkat melek teknologi yang terus meningkat, Indonesia dan Vietnam berpotensi menjadi pusat ekonomi digital ASEAN.
Menyadari peluang ini, kedua negara telah menandatangani Letter of Intent mengenai kerja sama peningkatan kapasitas di bidang teknik dan ekonomi digital.
Kesepakatan ini bertujuan untuk mengembangkan kapasitas insinyur dan talenta di bidang teknologi serta mendorong inisiatif ekonomi digital.
Melalui pertemuan ini, Menko Airlangga optimistis bahwa Indonesia dan Vietnam dapat membangun kemitraan yang saling menguntungkan serta berkontribusi pada komunitas global.
“Saya berharap kita dapat semakin memperkuat kemitraan ini dan mengeksplorasi peluang lebih lanjut untuk kolaborasi antara Indonesia dan Vietnam,” tambahnya.
Selanjutnya: Menaker: Pekerja Sritex dalam Proses Pendataan Ulang untuk Kembali Bekerja
Menarik Dibaca: 15 Program Mudik Gratis 2025 yang Bisa Anda Ikuti! Ini Link pendaftarannya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News