Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARA. Indonesia membutuhkan pendanaan sekitar US$ 281 miliar untuk mencapai target dalam menurunkan emisi karbon hingga tahun 2030.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengatakan Indonesia mempunyai target penurunan emisi gas rumah kaca dengan kemampuan sendiri pada Updated NDC sebesar 29% meningkat menjadi 31,89% pada ENDC.
Oleh karena itu, Indonesia masih memerlukan pembiayaan yang sangat besar untuk menuju net zero emission pada tahun 2060 atau lebih cepat.
Baca Juga: Indonesia Raih Dana US$ 500 Juta untuk Suntik Mati PLTU Batubara
"Indonesia menyadari bahwa pembiayaan yang sangat besar diperlukan untuk melaksanakan aksi iklim ini untuk mendukung target iklim yang ambisius," ujar Febrio dalam acara ASEAN 2023: Seminar on Energy Transitition Mechanism ASEAN Country Updates di Jakarta, Selasa (23/8).
Dirinya memperkirakan, pendanaan tersebut akan terpenuhi baik dari investasi publik maupun keterlibatan sektor swasta.
"Dengan ambisi yang meningkat, tentunya besaran jumlah investasi juga akan meningkat," katanya.
Baca Juga: Indonesia Bisa Mencapai 100% Rumah Bebas Emisi Karbon pada 2050, Ini Syaratnya
Febrio menyebut, pengeluaran untuk menekan emisi karbon hingga tahun 2021 telah mencapai US$ 20 miliar, atau sekitar 8% dari perkiraan kebutuhan dana sebesar US$ 281 miliar pada tahun 2030.
Oleh karena itu, keterlibatan sektor swasta masih sangat diperlukan untuk mengatasi gap pembiayaan dalam menurunkan emisi karbon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News