Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Dessy Rosalina
KONTAN.CO.ID - Indonesia dengan Rusia sepakat untuk melakukan imbal beli dalam pengadaan alat peralatan pertahanan keamanan (Alpalhankam). Dalam imbal beli ini, Indonesia membeli pesawat tempur multiperan yakni Sukhoi SU-35.
Sukhoi SU-35 merupakan pesawat tempur multiperan, kelas berat. Pesawat ini merupakan hasil pengembangan dari SU-27. Saat ini, Su-35 mengusung dua mesin turbofan Saturn 117S (AL-41A) yang merupakan modifikasi dari mesin sebelumnya, AL-31.
Nantinya, Su-35 bakal mendapatkan pasokan mesin baru, yaitu AL-41F dengan kemampuan super-cruise dengan daya thrust 15.000 kg.
Dalam imbal beli tersebut, Indonesia membeli US$ 1,14 miliar untuk sebelas Sukhoi SU-35 dengan harga US$ 90 juta per pesawat dengan fitur yang lengkap. Sisanya US$ 150 juta untuk hanggar dan persenjataan.
Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu mengatakan Sesuai dengan Dalam UU No.16 tahun 2012 tentang industri Pertahanan, pengadaan Alpahankam dilakukan dengan skema imbal balik.
Ia bilang dalam undang-undang tersebut diwajibkan mengenai imbal dagang, kandungan lokal, dan offset minimal 85%. Ia bilang, kandungan lokal dan atau offset paling rendah 35%.
Dia mengimbuh, karena Rusia hanya sanggup memberikan offset dan konten lokal sebanyak 35%. Maka Indonesia melakukan pembelian SU-35 dibarengi dengan kegiatan imbal beli dengan nilai 50% nominal kontrak atawa US$ 570 juta.
"Kita baru pertama kali melaksanakan undang-undang ini secara konsekuen dan dilaksanakan dengan baik. Ini murni skema G to G (goverment to goverment),"kata Ryamizard , Selasa (22/8).
Ia mengimbuh,imbal beli ini tak hanya untuk meningkatkan ekspor. Namun Indonesia diberikan keleluasaan untuk pemeliharaan Sukhoi dalam bentuk transfer teknologi.
Ini menurutnya akan menguntungkan Indonesia karena tak perlu melakukan perawatan ke Rusia. Serta bisa membuka peluang Indonesia menjadi pusat perawatan Sukhoi di ASEAN.
"Di sini (ASEAN) ada Malaysia dan Vietnam yang menggunakan Sukhoi, jadi mungkin daripada mereka membawa jauh ke Rusia, mungkin mereka akan maintenence ke kita,"ujarnya.
Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukita menyatakan komoditas yang akan dijadikan imbal beli masih dilakukan pembahasan. Namun ia bilang terdapat beberapa pilihan yakni, karet olahan dan turunannya, CPO dan turunannya, kopi dan turunannya.
Kemudian kakao dan turunannya, tekstil, teh, alas kaki, ikan olahan, furnitur, kopra, plastik dan turunannya, resin, kertas, rempah-rempah, produk industri pertahanan.
"Komoditasnya masih dalam pembahasannya kita masih menunggu mereka (Rusia),"kata Enggar.
Ia bilang, mengenai harga sejumlah komoditas yang menjadi pilihan pertukaran, masih akan dianalisis proyeksi dari komoditas tersebut. Ini mengingat harga komoditas tersebut sangat fluktuatif.
Menurut Enggar, dengan hanya menggunakan menggunakan harga asumsi APBN ada plus dan minusnya. Ia berjanji akan melibatkan asosiasi pemain komoditas tersebut untuk membuat proyeksi pasar.
Dirinya juga belum bisa memperhitungkan berapa lama Indonesia bisa melakukan ekspor ke Rusia. Pemenuhan nilai kontrak imbal beli ini kata Enggar diikat dengan perjanjian G to G.
"Berapa lamanya kami akan berhitung bersama-sama dulu. Namun kami memastikan delivery (nilai) dari Sukhoi akan seirama,"katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News