kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.505.000   -15.000   -0,99%
  • USD/IDR 16.295   -200,00   -1,24%
  • IDX 6.977   -130,64   -1,84%
  • KOMPAS100 1.042   -22,22   -2,09%
  • LQ45 818   -15,50   -1,86%
  • ISSI 213   -3,84   -1,77%
  • IDX30 417   -9,14   -2,14%
  • IDXHIDIV20 504   -9,85   -1,92%
  • IDX80 119   -2,45   -2,02%
  • IDXV30 125   -2,38   -1,87%
  • IDXQ30 139   -2,59   -1,83%

Indonesia Akan Teken Utang US$ 560 Juta dari China untuk Proyek Kereta Cepat


Selasa, 10 Oktober 2023 / 06:23 WIB
Indonesia Akan Teken Utang US$ 560 Juta dari China untuk Proyek Kereta Cepat
ILUSTRASI. Indonesia berencana menandatangani pinjaman senilai US$ 560 juta yang telah lama tertunda dengan China atau Tiongkok untuk menutup biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia berencana menandatangani pinjaman senilai US$ 560 juta yang telah lama tertunda dengan China atau Tiongkok dalam skema Belt and Road Forum (BRF).

Penandatanganan pinjaman akan dilakukan di Beijing, pada pekan depan. Jumlah utang tersebut dijadwalkan untuk menutupi kenaikan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) awal bulan ini meresmikan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung senilai US$ 7,3 miliar yang menghubungkan ibu kota Jakarta dan Bandung, meskipun pendanaan belum sepenuhnya diperoleh karena negosiasi panjang mengenai persyaratan pinjaman.

Proyek kereta cepat tersebut, yang dibangun konsorsium perusahaan negara Indonesia dan Tiongkok, menghabiskan anggaran sebesar US$ 1,2 miliar.

“Minggu depan hal itu harus dilakukan,” kata Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara, kepada wartawan ketika ditanya tentang status pinjaman tersebut seperti dikutip Reuters, Senin (9/10).

Baca Juga: Wamen BUMN Sebut Utang Proyek Kereta Cepat Tak Akan Dibebankan kepada Masyarakat

Dia mengatakan penandatanganan tersebut mungkin dilakukan selama BRF, ketika Presiden Jokowi dan Presiden Tiongkok Xi Jinping diperkirakan akan meresmikan operasi komersial kereta cepat tersebut secara virtual.

Pinjaman baru ini merupakan tambahan dari pinjaman tahun 2017 senilai US$ 4,55 miliar yang telah disetujui oleh China Development Bank untuk konsorsium. Pinjaman tersebut berjangka waktu 40 tahun, masa tenggang 10 tahun, dan tingkat bunga 2% per tahun.

Para pejabat Indonesia sebelumnya mengatakan bahwa Jakarta juga menginginkan persyaratan serupa untuk pinjaman tambahan tersebut, namun Tiongkok telah menawarkan tingkat bunga yang lebih tinggi antara 3,4% hingga 4%.

Tiongkok juga meminta jaminan pemerintah atas pinjaman tambahan tersebut, yang diterima pemerintah Indonesia pada bulan September setelah awalnya menolaknya.

Persyaratan pinjaman baru tersebut belum diumumkan.

Ketika ditanya bagaimana dana tersebut akan dibelanjakan, Perusahaan Kereta Api Indonesia, yang memimpin konsorsium di belakang proyek tersebut, dan juru bicara konsorsium tidak menanggapi permintaan komentar Reuters.

BRF Tiongkok akan diadakan di Beijing minggu depan untuk memperingati 10 tahun Inisiatif Belt and Road.

Baca Juga: Kemenkeu Bantah APBN untuk Bayar Cicilan Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×