Reporter: Nurtiandriyani Simamora | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kementerian Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) mencatat total utang pemerintah mencapai Rp 8.113 triliun per Juli 2025.
Jumlah tersebut meningkat dibandingkan posisi utang pemerintah pada tahun 2024 yang sebesar Rp 7.730 triliun.
Kepala Pusat Makroekonomi dan Keuangan Indef, M Rizal Taufikurahman, menilai tren utang pemerintah masih akan meningkat hingga akhir tahun.
Baca Juga: Menko Airlangga Tegaskan Burden Sharing BI-Kemenkeu Bukan Cetak Utang Baru
“Tren ke depan relatif masih akan naik seiring kebutuhan pembiayaan APBN yang cukup besar pada tahun pertama pemerintahan Prabowo,” ujar Rizal kepada Kontan, Senin (8/9).
Ia menjelaskan, arah kebijakan fiskal yang menekankan pada program subsidi pangan, belanja pertahanan, serta berbagai program populis berpotensi mendorong pelebaran defisit.
Menurut perhitungannya, jika defisit dijaga di kisaran 2,5%–2,8% PDB (Produk Domestik Bruto), maka penambahan utang hingga akhir tahun diperkirakan berada di rentang Rp 200 triliun sampai Rp 300 triliun.
"Sehingga total utang berpotensi mendekati Rp 8.300 triliun hingga Rp 8.400 triliun pada Desember 2025,” ujarnya.
Namun menurutnya, proyeksi tersebut masih bergantung pada sejumlah faktor dan dinamika ekonomi.
“Realisasi penerimaan negara, efektivitas penyerapan belanja, serta dinamika global yang memengaruhi suku bunga dan kurs akan sangat menentukan arah utang ke depan,” pungkasnya.
Baca Juga: Pemerintah Gelar Lelang SUN pada 9 September 2025, Targetkan Dana Rp 27 Triliun
Selanjutnya: Adira Finance Kuat Hadapi Demo, NPF Rendah 2,3%!
Menarik Dibaca: Promo Alfamart Paling Murah Sejagat 8-15 September 2025, Sunlight-Downy Harga Spesial
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News