kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indef: Anggaran bansos seharusnya untuk mendorong konsumsi masyarakat


Minggu, 23 Agustus 2020 / 18:50 WIB
Indef: Anggaran bansos seharusnya untuk mendorong konsumsi masyarakat
ILUSTRASI. Warga melintas di depan mural bergambar pencegahan penularan Covid-19 di kawasan Tebet, Jakarta, Jumat (21/08). Pemerintah telah mempercepat anggaran di bidang perlindungan sosial dalam program akibat dampak pandemi Covid-19.Program perlindungan sosial di


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana untuk mengalokasikan anggaran belanja pemerintah untuk bantuan sosial (bansos) pada RAPBN 2021. Nantinya, belanja bansos ini didorong untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat miskin.

Adapun alokasi anggaran bansos tahun 2021 adalah sebesar Rp 156,4 triliun. Jika dibandingkan alokasi di tahun 2020 yang sebesar Rp 170,7 triliun, maka anggaran tersebut menurun 8,4%.

Lewat bansos tersebut, pemerintah memberikan bantuan sosial melalui  berbagai program antara lain Program Keluarga Harapan (PKH), BPNT/Kartu Sembako, Program Indonesia Pintar (PIP), Bantuan Pendidikan Mahasiswa Miskin Berprestasi (Bidikmisi)/KIP Kuliah, Bantuan Iuran PBI Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Adapun, di tahun 2021, selain mendukung pembangunan sumber daya manusia di bidang pendidikan dan kesehatan, pemerintah  juga akan mendukung percepatan pemulihan sosial ekonomi melalui stimulus konsumsi dengan pemberian bantuan sosial seperti program PKH, Kartu Sembako dan melanjutkan pemberian Bantuan Sosial Tunai.

Baca Juga: Realisasi program perlindungan sosial baru 43,4%

Menurut Ekonom Indef Dhenny Yuartha menyebutkan, di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini, seharusnya alokasi untuk belanja bansos harusnya lebih ditingkatkan atau di tambah. Sebab saat ini, kondisi masyarakat sekitar 20% yang menyumbang porsi konsumsi sekitar 45% enggan untuk berbelanja.

Sehingga kebalikannya, masyarakat menengah sekitar 40% justru menyumbang porsi konsumsi sebanyak 36% dan sisanya 20% adalah masyarakat terbawah yang menyumbang 17% konsumsi dengan pendapatan yang menurun.

“Sehingga saya kira, tugas pemerintah adalah menaikkan kepercayaan konsumsi untuk masyarakat ke atas, namun yang menengah ke bawah tetap harus di dorong konsumsinya. Sehingga alokasi bansos harusnya ditambah,” jelas Dhenny kepada Kontan.co.id, Minggu (23/8).

Apalagi, konsumsi atau daya beli memiliki kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan target pemerintah yang sekitar 4,5% sampai 5,5% di tahun 2021.

“Mustinya bansos ini bisa jadi prioritas. Terlebih kita kehilangan momentum tahun ini sebab anggaran PEN yang sangat besar ternyata tidak banyak terserap. Saya rasa porsi untuk bantuan sosial tetap jadi yang utama dibanding memperbesar porsi belanja modal di tahun depan,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×