Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - Pemerintah menargetkan ekonomi tumbuh 5,4% pada tahun depan. Ini didukung oleh asumsi konsumsi masyarakat yang terjaga, peningkatan investasi, serta perbaikan kinerja ekspor dan impor.
Direktur Eksekutif Institute For Development of Economics and Finance (INDEF) Enny Sri Hartati mengatakan, untuk mencapai target itu, tahun depan adalah tahun pembuktian bagi pemerintah.
”Tanpa target 5,4% saya yakin kabinet ini lewat. Karena persoalan pengangguran, daya beli dan juga bagaimana nanti bisa me-refinancing utang. Jadi tanpa 5,4%, itu akan jadi persoalan riil di masyarakat. Jadi ini butuh akselerasi, tidak bisa hanya konvensional," ujar Enny di Jakarta, Sabtu (19/8)
Oleh karena itu, pemerintah perlu merumuskan strategi-strategi yang mampu mengakselerasi pertumbuhan, mengingat pertumbuhan ekonomi pada semester pertama 2017 masih berada di kisaran 5,01%.
Ia menyebut, pemerintah perlu menimbang beberapa hal. Misalnya, apakah lebih efektif mendorong ekonomi dengan memperbesar belanja pemerintah atau justru memberi insentif kepada dunia usaha.
Sementara, ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro menilai, tantangan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan lebih kepada akselerasi belanja pemerintah yang masih rendah. Hal ini dilihat berdasarkan kinerja pada semester I 2017.
"Sudah kami pantau sejak 2015 bahwa belanja pemerintah punya peran makin besar karena menopang konsumsi rumah tangga di tengah melemahnya harga komoditas. Pada tahun 2017, akselerasi spending pemerintah masih lemah," katanya.
Namun demikian, menurutnya belanja pemerintah pada semester II tahun ini berpotensi lebih tinggi sehingga mampu mendorong konsumsi rumah tangga. “Pertumbuhan di kuartal I 2017 memang kami punya ekspektasi 5%, jadi memang masih ada peluang 5,1%-5,2% di akhir tahun dengan dorongan government spending,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News