kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.975.000   59.000   3,08%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Impor beras akan tekan inflasi


Selasa, 27 Oktober 2015 / 22:15 WIB
Impor beras akan tekan inflasi


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Keputusan pemerintah impor beras akan menekan laju inflasi tahun ini.

Tambahan persediaan beras akan membuat harga lebih stabil dan aman dari aksi spekulasi.

Bank Indonesia (BI) mempekirakan laju inflasi bisa berada di bawah level 4% hingga akhir tahun nanti.

Padahal, target inflasi pemerintah tahun ini dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2015 5%.

Target itu belakangan diubah menjadi hanya sedikit di atas 4%.

Seperti diketahui, beras memang menjadi komponen penting dalam menentukan tingkat inflasi rata-rata komoditas pangan.

Deputi Kepala Perwakilan BI Jakarta Fadjar Majardi bilang, trend laju inflasi rendah akan terus berlanjut hingga akhir tahun.

"Kekeringan menjadi masalah inflasi tahun ini, itu bisa diantisipasi dengan impor beras," ujar Fadjar, Selasa (27/10) di Jakarta.

Ia menegaskan, faktor pengendalian inflasi berada di daerah.

Saat ini sejumlah daerah memang dalam trend deflasi.

Sementara untuk wilayah Jakarta laju inflasi lebih rendah dari triwulan II dan triwulan III.

Inflasi DKI Jakarta kuartal tiga jika dibandingkan tahun lalu mengalami inflasi sebesar 7,24%, sedang jika dibandingkan kuartal sebelumnya hanya sebesar 1,5%.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan dalam dua bulan terakhir menunjukan telah terjadi deflasi.

Fadjar memperkirakan bulan Oktober 2015 juga akan terjadi deflasi.

Jika impor beras mulai dilakukan pada bulan November maka peluang kembali deflasi atau inflasi rendah sangat terbuka.

Dalam dua bulan terakhir, laju inflasi tahun ini memang relatif lebih aman dibanding tahun sebelumnya.

Direktur Institut for Develompemnt of Economic and Finance (INDEF) Enni Sruhartati bilang, inflasi yang rendah bukan disebabkan oleh pasokan aman.

Memang, hal itu memberikan andil, tetapi lebih besar pengaruhnya disebabkan rendahnya daya beli masyarakat.

Daya beli yang rendah membuat permintaan akan barang dan jasa melambat.

Akibatnya harga relatif turun.

Sementara persediaan beras lebih banyak untuk mengantisipasi persoalan kekeringan dalam beberapa bulan yang akan datang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×