Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meskipun nilai impor bahan baku dan barang modal menurun pada September 2023, Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) melihat ada potensi kenaikan nilai keduanya pada Oktober 2023.
David bilang, ini seiring dengan dunia usaha yang akan mengamankan bahan baku dan barang penunjang produksinya untuk menghadapi permintaan akhir tahun.
"Perusahaan akan mengamankan kebutuhan barang dan produksi jelang akhir tahun, juga ini berkaitan dengan pelemahan kurs rupiah," terang David kepada Kontan.co.id, Senin (16/10).
David menambahkan, saat ini ketidakpastian sedang tinggi dan memengaruhi nilai tukar rupiah. Untuk mengantisipasi pelemahan rupiah lebih dalam, maka ada kemungkinan dunia usaha meningkatkan impor pada Oktober 2023 maupun November 2023.
Baca Juga: Ekonom: Tren Surplus Neraca Perdagangan RI Masih Bisa Berlanjut
Selain itu, upaya peningkatan impor oleh dunia usaha pada Oktober 2023 juga sehubungan dengan perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) pada kuartal I-2024.
"Mereka akan impor terlebih dahulu pada akhir tahun, sehingga saat menunggu kepastian terkait Pemilu sudah ada bahan baku yang diperlukan," jelas David.
Selain impor barang modal dan bahan baku, David juga melihat prospek cerah impor barang konsumsi pada akhir tahun ini. Hal ini sesuai dengan pola musiman, yaitu aktivitas ekonomi pada akhir tahun lebih bergerak sehubungan dengan momen Natal dan jelang tahun baru.
Meski demikian, David menilai kinerja impor yang meningkat ini tak lantas membuat neraca perdagangan barang berbalik defisit pada akhir tahun 2023.
Ia masih melihat potensi surplus neraca perdagangan pada akhir tahun. Mengingat, kinerja ekspor diprediksi akan solid karena normalisasi harga komoditas tak secepat itu.
Baca Juga: BPS Belum Bisa Pastikan Penurunan Impor Sebagai Tanda Pelemahan Ekonomi
Dengan demikian, ia memperkirakan neraca perdagangan barang di sepanjang tahun 2023 tetap akan surplus, walaupun lebih rendah dari surplus di sepanjang tahun 2022. Dari perhitungannya, surplus neraca perdagangan barang akan berada di kisaran US$ 30 miliar hingga US$ 32 miliar.
Ini lebih rendah bila dibandingkan dengan capaian surplus neraca perdagangan barang di sepanjang tahun lalu yang mencapai US$ 54,46 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News