Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penurunan impor pada September 2023. Pelaksana Tugas (Plt.) Kepala BPS Amalia Adininggar mengungkapkan, nilai impor pada September 2023 sebesar US$ 17,34 miliar.
Bila melihat perkembangan impor menurun penggunaan, penurunan terjadi pada seluruh jenis penggunaan, dengan penurunan tertinggi pada impor barang konsumsi. Adapun impor barang konsumsi tercatat sebesar US$ 2,98 miliar atau turun 22,10% secara bulanan (month on month/ MoM).
Kemudian disusul impor barang modal yang sebesar US$ 1,67 miliar dan turun 12,27% MoM serta impor bahan baku sebesar US$ 12,69 miliar atau turun 4,86% MoM.
Amalia mengaku, BPS belum bisa membeberkan sebab penurunan ketiga barang impor tersebut. Dalam artian, apakah penurunan impor barang konsumsi kemudian berarti adanya penurunan konsumsi masyarakat.
Baca Juga: BPS Catat Nilai Impor Bulan September 2023 Turun, Ini Pemicunya
Atau, penurunan impor bahan baku dan barang modal kemudian bisa diartikan adanya dunia usaha yang mengerem ekspansi sehubungan dengan Pemilihan Umum (Pemilu) tahun depan.
"Karena bila menelusuri sebab akibat, harus menelusuri data lebih rinci. Perlu mengamati detil data yang dimiliki dan harus mengecek dengan data ekonomi lainnya," tegas Amalia, Senin (16/10) di Jakarta.
Amalia pun berjanji, BPS akan melakukan kajian lebih lanjut mengenai hal ini dan nantinya akan diungkapkan pada publik bila data sudah lengkap.
"Nanti lebih baik di waktu yang lain. Bukan dilakukan pada saat ini karena harus ada interpretasi dan pendalaman lebih lanjut," tandasnya.
Meski demikian, Amalia menjabarkan setidaknya ada beberapa hal yang kemudian memengaruhi kinerja perdagangan barang, baik ekspor maupun impor, pada bulan September 2023.
Baca Juga: Hati-Hati! RI Berpotensi Alami Defisit Produksi Beras di Akhir 2023
Ini bisa datang dari kebijakan restriksi ekspor bahan pangan di beberapa negara yang berlaku sepanjang tahun 2023.
Kemudian ada potensi wilayah yang terkena dampak el-nino, perkembangan harga komoditas, hingga perekonomian negara mitra dagang Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News