kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

IMF proyeksikan defisit anggaran tahun ini capai 6,2%, begini kata ekonom


Kamis, 29 Juli 2021 / 19:03 WIB
IMF proyeksikan defisit anggaran tahun ini capai 6,2%, begini kata ekonom
ILUSTRASI. Gedung-gedung perkantoran di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (15/7). (KONTAN/Baihaki)


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. International Monetary Fund (IMF) memproyeksikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APNB) 2021 mencapai 6,2% terhadap produk domestik bruto (PDB). Angka ini lebih tinggi dari target pemerintah sebesar 5,7% dari PDB.

Proyeksi tersebut tertulis dalam laporan IMF yang bertajuk World Economic Outlook Update edisi Juli 2021. Menurut IMF, besaran defisit tersebut lantaran dampak pandemi virus corona yang masih jadi momok bagi perekonomian Indonesia. Sehingga kebutuhan penanganan pandemi di bidang kesehatan dan ekonomi meningkat.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Muhammad Faisal mengatakan memang pandemi dan pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) akan banyak menambah belanja negara. Apalagi hingga saat ini belum ada tanda-tanda pemulihan yang signifikan.  

Baca Juga: S&P: Ekspor Indonesia yang meningkat bisa menstabilkan neraca eksternal

Meski begitu, Faisal menekankan baiknya pemerintah fokus pada realokasi belanja negara. Apalagi realisasi anggaran bantuan sosial dan penanganan kesehatan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) hingga semester I-2021 masih di bawah 50% dari pagu.

“Yang perlu ditekankan juga adalah refocusing/realokasi belanja Kementerian/Lembaga (K/L) yang tidak urgent. Misalnya proyek-proyek infrastruktur yang bukan prioritas untuk dananya dialokasikan pada penanganan pandemi,” kata Faisal kepada Kontan.co.id, Kamis (29/7).

Cara itu dinilai lebih baik dilakukan daripada menambah penerbitan utang, apabila semester II-2021 membutuhkan anggaran penanganan Covid-19 lebih banyak lagi.

Menurutnya, jika pandemi bisa diatasi, maka ekonomi dengan sendirinya akan pulih. Dampaknya penerimaan pajak bisa menggeliat dan menjadi sumber pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang lebih optimal. Dus, Faisal berhadap defisit APBN 2021 harus bisa sesuai dengan proyeksi pemerintah saat ini.

Baca Juga: Lebih tinggi dari target pemerintah, IMF ramal defisit APBN capai 6,2% dari PDB

Sejalan, ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menganggap defisit fiskal tahun ini masih bisa diupayakan sebesar 5 5,7% dari PDB. Meskipun realisasi defisit semester I-2021 sudah mencapai 1,72% terhadap PDB, atau lebih tinggi dari realisasi defisit sepanjang semester I-2020 sebesar 1,67% terhadap PDB.

Selain realokasi/refocusing anggaran belanja negara, Faisal mengingatkan toh jug ada Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) juga tercatat Rp 136 triliun dan Saldo Anggaran Lebih (SAL) 2021 sebesar Rp 186,67 triliun yang bisa digunakan untuk menangani virus corona.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×