kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

IMF: Lockdown kunci menuju pemulihan ekonomi yang lebih cepat


Selasa, 13 Oktober 2020 / 21:21 WIB
IMF: Lockdown kunci menuju pemulihan ekonomi yang lebih cepat
ILUSTRASI. International Monetary Fund (IMF) logo


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Efektivitas pemberlakuan kebijakan lockdown di beberapa negara dinilai efektif mengurangi infeksi atau penyebaran wabah Covid-19 secara substansial. International Monetary Fund (IMF) menilai langkah lockdown pada beberapa negara harus cukup ketat untuk mengurangi penyebaran secara signifikan.

IMF juga menjelaskan, kebijakan lockdown yang dilakukan tersebut guna menekan penyebaran Covid-19 juga dinilai sebagai kunci agar dapat membuka jalan menuju pemulihan ekonomi yang lebih cepat.

“Jika mereka ingin berhasil mengatasi pandemi dengan demikian maka perlu membatasi jangkauan jarak sosial,” sebagaimana dikutip dalam keterangan resmi IMF, Selasa (13/10).

Oleh sebab itu, beberapa analisis juga menunjukkan bukti lintas negara terkait hubungan antara pemberlakuan lockdown dengan aktivitas ekonomi di 52 negara maju, pasar berkembang, dan ekonomi berkembang. 

Baca Juga: WHO serukan 4 prioritas hadapi lonjakan corona, vaksin tidak termasuk!

Data IMF menunjukkan korelasi antara ketatnya lockdown selama paruh pertama tahun 2020 dengan penurunan PDB relatif dalam.

“Data tersebut menggambarkan bahwa negara-negara yang menerapkan penguncian yang lebih ketat mengalami kontraksi PDB yang lebih tajam,” tandasnya.

Adapun lockdown juga menunjukkan bahwa hubungan negatif antara penguncian dan aktivitas ekonomi kuat untuk menggunakan indikator lain selain PDB seperti, dikaitkan dengan konsumsi yang lebih rendah, investasi, produksi industri, penjualan eceran, indeks manajer pembelian untuk sektor manufaktur dan jasa, dan tingkat pengangguran yang lebih tinggi.

Meski demikian, langkah lockdown memang cenderung berdampak negatif pada ekonomi jangka pendek. Namun, menurutnya, temuan ini harus ditafsirkan dengan hati-hati mengingat kekhawatiran variabel yang dihilangkan yang mempengaruhi analisis lintas negara dan kekhawatiran endogenitas tentang penguncian. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×