kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IMF: Bila tak diberi insentif, UMKM bisa rugi 12% di tahun ini


Minggu, 19 Juli 2020 / 17:40 WIB
IMF: Bila tak diberi insentif, UMKM bisa rugi 12% di tahun ini
ILUSTRASI. Dana Moneter Internasional (IMF) melihat, dampak negatif Covid-19 akan lebih terlihat pada negara-negara berkembang. REUTERS/Yuri Gripas/File Photo


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Negara-negara di dunia kini tengah menghadapi pandemi Covid-19. Tingkat kedalaman dampak pandemi tersebut terhadap negara-negara tentu berbeda-beda, dan ini yang menyebabkan adanya perbedaan terkait respons kebijakan.

Dana Moneter Internasional (IMF) melihat, dampak negatif Covid-19 akan lebih terlihat pada negara-negara berkembang. Salah satu sektor negara berkembang yang akan terdampak besar adalah sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). 

Baca Juga: Akibat pandemi corona, masyarakat miskin berpotensi bertambah 920.000 jiwa

Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva melihat, pentingnya uluran tangan bagi UMKM di negara-negara G20. Pasalnya, kalau UMKM tidak mendapat bantuan yang memadai, sektor tersebut bisa rugi 12% di tahun ini, atau tiga kali lipat dari rata-rata estimasi kerugian semula yang sebesar 4%. 

"Tentu saja peningkatan kerugian tersebut bisa mengancam akan menambah pengangguran karena seperti yang kita tahu sektor ini merupakan penggerak utama penyerapan tenaga kerja. Selain itu, ini bisa membahayakan neraca bank," kata Georgieva dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Jumat (19/7). 

Namun, sejauh ini Georgieva mengapresiasi stimulus yang telah diberikan negara-negara G20 dalam membantu sektor UMKM, seperti keringanan pajak, kontribusi jaminan sosial, hibah, dan subsidi suku bunga. 

Baca Juga: IMF: Tindakan cepat G20 akan jadi kunci penyelamatan ekonomi dunia dari resesi

Tentu saja usaha dukungan tersebut membutuhkan effort yang sangat besar, bahkan seiring dengan peningkatan tingkat utang yang bisa menjadi kekhawatiran tersendiri. Akan tetapi, dalam krisis seperti ini, langkah tersebut memang merupakan langah yang dibutuhkan. 

Tentu saja, Georgieva menyarankan agar pemerintah negara-negara G20 tetap harus terukur dalam menyalurkan bantuan dan ini jelas tertera dalam anggaran. Bantuan yang dianggarkan juga perlu memperhatikan efektivitas pembiayaan dan keberlanjutan utang jangka menengah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×