kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Akibat pandemi corona, masyarakat miskin berpotensi bertambah 920.000 jiwa


Minggu, 19 Juli 2020 / 13:59 WIB
Akibat pandemi corona, masyarakat miskin berpotensi bertambah 920.000 jiwa
ILUSTRASI. Bank Dunia memprediksi, pandemi corona (Covid-19) bisa menambah tingkat kemiskinan Indonesia menjadi 8,2% sampai dengan 9%.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Dunia dalam laporannya yang bertajuk Indonesia Economic Prospects memprediksi, pandemi corona (Covid-19) bisa menambah tingkat kemiskinan Indonesia menjadi 8,2% sampai dengan 9%.

"Meskipun semua langkah dukungan sosial dilaksanakan sepenuhnya oleh pemerintah secara merata dan tepat sasaran, tetapi di bawah skenario berat masih akan ada tambahan sekitar 920.000 rumah tangga miskin baru sebagai akibat dari adanya penurunan pendapatan dan jumlah pekerja," demikian dikutip dalam laporan Bank Dunia, Minggu (19/7).

Menurut Bank Dunia, paket perlindungan sosial yang diberikan pemerintah memang berfungsi memberikan bantalan ekonomi, terutama untuk mengompensasi kerugian pendapatan akibat Covid-19.

Namun, mitigasi pemerintah terhadap banyaknya potensi masyarakat yang kehilangan pekerjaan tetaplah terbatas. Apabila guncangan ekonomi menjadi lebih parah, maka perlindungan sosial secara penuh tidak akan dapat sepenuhnya mengompensasi kerugian kesejahteraan di antara masyarakat berumur di bawah 40 tahun.

Baca Juga: IMF: Tindakan cepat G20 akan jadi kunci penyelamatan ekonomi dunia dari resesi

Selain itu, langkah-langkah mitigasi terbatas terhadap para pekerja juga tidak memberikan perlindungan sepenuhnya terhadap potensi mereka untuk kehilangan pekerjaan akibat pandemi.

Dengan mempertimbangkan stimulus yang diberikan pemerintah di tahun ini, Bank Dunia memperkirakan sebanyak 40% dari penduduk miskin baru ini akan menjadi pengangguran atau pensiunan.

Diikuti oleh seperempatnya yang akan bekerja dengan mengandalkan sektor pertanian dan 21% lainnya bekerja pada sektor pelayanan tradisional. Adapun sektor pekerjaan yang masuk ke dalam kategori ini seperti pedagang grosir dan eceran, transportasi dan pergudangan, akomodasi dan restoran dan layanan lainnya.

Sementara itu, masyarakat yang berada di garis kemiskinan bahkan sebelum adanya pandemi mayoritas akan bekerja pada sektor pertanian dan pelayanan tradisional. Sektor pelayanan tradisional diperkirakan menjadi sektor yang paling menderita dan kehilangan banyak pekerja akibat pandemi ini.

"Bahkan jika semua langkah dukungan telah diberikan oleh pemerintah, banyak masyarakat miskin baru yang akan berada di daerah pedesaan nonmetropolitan. Artinya, kondisi ini akan semakin memperparah banyaknya tingkat kemiskinan di daerah pedesaan," tulis laporan Bank Dunia.

Baca Juga: Bank Dunia perkirakan tingkat kemiskinan Indonesia tahun ini bisa mencapai 9%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×