kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.267.000   -15.000   -0,66%
  • USD/IDR 16.638   8,00   0,05%
  • IDX 8.166   73,60   0,91%
  • KOMPAS100 1.140   14,92   1,33%
  • LQ45 837   14,10   1,71%
  • ISSI 284   1,36   0,48%
  • IDX30 440   7,08   1,63%
  • IDXHIDIV20 508   9,69   1,94%
  • IDX80 129   2,21   1,75%
  • IDXV30 138   1,87   1,37%
  • IDXQ30 140   1,63   1,17%

IMEDIC 2025 Tegaskan Penguatan Biosekuriti Indonesia


Selasa, 28 Oktober 2025 / 17:35 WIB
IMEDIC 2025 Tegaskan Penguatan Biosekuriti Indonesia
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin memberikan sambutan dalam acara 2nd International Military Medicine (IMEDIC) Symposium and Workshop di Aston Kartika Grogol, Rabu, 22 Oktober 2025


Reporter: Fahriyadi | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada acara 2nd International Military Medicine (IMEDIC) Symposium and Workshop di Aston Kartika Grogol, Rabu, 22 Oktober 2025 lalu, menegaskan peran forum lintas sektor dalam memperkuat biosecurity dan biosafety di layanan kesehatan serta mendorong kolaborasi untuk pengembangan obat inovatif.

Agenda bertema Biosecurity and Biosafety in Healthcare Services ini menghadirkan pemangku kepentingan dari kementerian, komunitas medis militer, dan pakar kesehatan untuk berbagi pengetahuan, memamerkan teknologi, dan menyusun strategi kolaboratif.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dalam paparannya, menyoroti pentingnya sinergi Kementerian Kesehatan dan Kementerian Pertahanan agar laboratorium serta sistem kewaspadaan nasional siap merespons ancaman secara cepat dan terukur. “Teknologi rapid test dan biologi molekuler harus dikuasai, infrastrukturnya dipenuhi, dan tersebar merata agar deteksi dini berjalan cepat,” ujarnya dalam keterangannya, Selasa (28/10).

Baca Juga: Menkes Minta Data Penerima MBG Diperbaharui Secara Rutin Seperti Covid-19

Budi menambahkan perlunya penguatan jaringan laboratorium di seluruh Indonesia beserta mekanisme dukungan eksternal untuk antisipasi ancaman lintas batas. Menurutnya, kesiapsiagaan menyeluruh dari hulu ke hilir perlu menjadi fokus utama, mulai dari peningkatan kapasitas SDM, penjaminan mutu, hingga tata kelola data yang terintegrasi. “Kalau perlu kita siapkan proxy di luar negeri agar pencegahan ancaman biosecurity dan biosafety dapat dilakukan lebih dini.”

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertahanan RI Donny Ermawan Taufanto menegaskan bahwa biosecurity dan biosafety adalah unsur integral dari sistem pertahanan kesehatan nasional yang harus diperkuat lewat kolaborasi multidisiplin, baik di tingkat nasional maupun internasional. “Melalui forum IMEDIC, kami berharap lahir gagasan, kemitraan, dan solusi nyata yang memperkuat sistem biosecurity dan biosafety Indonesia serta meningkatkan kesiapan tenaga kesehatan militer menghadapi ancaman biologis di masa depan,” ujarnya.

Forum ini diharapkan dapat merumuskan rencana aksi konkret, antara lain peningkatan kompetensi dan kapasitas tenaga medis militer melalui pelatihan berstandar internasional, pembaruan kurikulum berbasis kebutuhan operasi, serta pertukaran pengetahuan dengan mitra global. “Kementerian Pertahanan mendukung penuh penyelenggaraan IMEDIC dan menargetkan hasil yang dapat ditindaklanjuti, bukan sekadar wacana akademik,” pungkas Donny.

Ketua Perkumpulan Kedokteran Militer (Perdokmil) Mayjen TNI (Purn.) Dr. dr. Prihati Pujowaskito menilai IMEDIC sebagai wahana penguatan jejaring militer–sipil dan ketahanan kesehatan nasional melalui standardisasi kompetensi, riset terapan, serta latihan bersama. “Perdokmil berkomitmen menjembatani kolaborasi agar respons terhadap ancaman biologis makin terkoordinasi dari peningkatan kapasitas SDM hingga tata kelola yang memperkuat ketahanan,” ujarnya.

Dr. Pujo menambahkan, keberlanjutan forum ini penting agar rekomendasi teknis segera diterjemahkan menjadi protokol operasional dan skema rujukan yang jelas. “Fokus kami adalah mendorong praktik yang langsung dapat diterapkan di lapangan, dari peningkatan kapasitas SDM hingga tata kelola yang memperkuat ketahanan kesehatan nasional,” tutupnya.

Acara turut dihadiri Kepala BPOM RI Taruna Ikrar; Prof. Tikki Pangestu, mantan Direktur, Research Policy & Cooperation, WHO; Mayjen TNI (Purn.) dr. Daniel Tjen, Chairman International Committee of Military Medicine (ICMM); serta Prof. Dr. Deby Susanti Vinski, MScAA, PhD, President World Council of Stem Cell (WOCS). Simposium ini melibatkan sekitar 200 orang peserta yang berasal dari perwakilan kementerian/lembaga serta para ahli medis militer dari seluruh dunia.

Selanjutnya: Sandra Dewi Cabut Keberatan Penyitaan Aset Kasus Harvey Moeis, Ini Kata Kejagung

Menarik Dibaca: Apakah Cumi Mengandung Kolesterol atau Tidak? Ini Jawabannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×