CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ikatan Alumni IBM Indonesia: Penanganan Masalah Sampah Perlu Kolaborasi Semua Pihak


Rabu, 13 September 2023 / 22:23 WIB
Ikatan Alumni IBM Indonesia: Penanganan Masalah Sampah Perlu Kolaborasi Semua Pihak
ILUSTRASI. Sampah Botol plastik


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kolaborasi antara pemerintah pusat maupun daerah, swasta, masyarakat, dan berbagai pihak dalam pengelolaan sampah di Indonesia sudah mendesak.

Sebagai catatan, berdasarkan data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), volume timbulan sampah di Indonesia pada 2022 mencapai 19,45 juta ton.

Berdasarkan jenisnya, mayoritas timbulan sampah nasional pada 2022 berupa sampah sisa makanan dengan proporsi 41,55%. Kemudian sampah plastik berada di urutan kedua dengan proporsi 18,55%.

Iwan Rasjid, anggota Ikatan Alumni IBM Indonesia (IAIBMI) menilai, perlu dilakukan edukasi ke publik bagaimana mengelola sampah dengan lebih baik, termasuk untuk para pemulung.

Karena itulah, IAIBMI, didukung oleh berbagai pihak swasta maupun pribadi, melakukan seminar dan edukasi bertajuk "Peran Bank Sampah dan Pemulung”, yang diselenggarakan pada 22 September yang akan datang.

Baca Juga: Kualitas Udara Buruk, Begini Cara Meningkatkan Kualitas Udara Tetap Sehat di Rumah

Seminar akan menghadirkan para pakar, antara lain, Tiarma Simanungkalit, seorang konsultan sustainability, Achsan Eddie dari Forum Kolaborasi Komunitas Peduli Sampah, Saut Marpaung selaku Ketua Asosiasi Pengusaha Sampah Indonesia, Vinda Damayanti Kepala Direktorat Pengurangan Sampah dan Penanganan Sampah, Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, Kementerian LHK, Wildayanti Ketua Asosiasi Bank Sampah Indonesia, Vera Nofita Ketua Yayasan Bank Sampah Pulo Kambing, Endang Mintarja Ketua Yayasan Swara Peduli.

Iwan mengajak masyarakat pemerhati lingkungan dan professional yang punya ‘concern’ dengan masalah sampah, mengikuti acara tersebut, baik melalui ‘zoom’ atau youtube ‘streaming’ di channel Obrolan Sabot (Santai Berbobot). Channel yang dikelola bersama dua rekannya, yaitu Roes Priady Ananta dan M Sahrir sebagai Show Director dan Technical Advisor, bertujuan Membangun Kesadaran Berwawasan, Perubahan Perilaku, dan Peningkatan Policy serta Regulasi Pemerintah.

Disampaikan Iwan Rasjid, seminar bertujuan untuk menambah wawasan publik terkait dengan ‘Waste Management’, Bank Sampah, Pemulung dan Regulasi Pemerintah RI.

"Kami merasa miris membaca data persampahan Indonesia, terutama sampah plastik, serta perilaku masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan. Kemudian kami berinisiatif untuk berperan dalam sosialisasi dan pencerahan masyarakat melalui sosial media. Sampah menjadi tanggung jawab bersama sehingga harus ada kolaborasi antar stakeholder, itu rumusnya”. Jika berminat mengikuti seminar bisa menghubungi panitia di 081116312,” kata Iwan dalam keterangan resminya, Rabu (13/9).

Baca Juga: Polusi Jakarta

Menurut Suluh Tripambudi Rahardjo, ketua Ikatan Alumni IBM Indonesia (IAIBMI), pendekatan pengelolaan lingkungan, seperti pendekatan ekologi, teknologi, ekonomi, sosial, serta institusi, perlu diterapkan dalam menangani sampah.

Menurutnya, gerakan cepat dalam menangani masalah sampah perlu segera dilakukan. Pengelolaan sampah dilakukan dengan pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah dilakukan dengan mencegah adanya sampah, meminimalkan produksi sampah, misalnya dengan mengurangi penggunaan kantong belanja plastik.

Selanjutnya, penanganan sampah dilakukan dengan menggunakan kembali sampah yang masih bisa digunakan dan mendaur ulang sampah langsung di sumbernya.

Salah satu tantangan terberat, yakni merubah perilaku penanganan sampah. Katakan teknologi sudah ada, tetapi kalau perilaku tidak berubah, tetap akan sulit.

"Karena itu, perlu terus dilakukan edukasi ke masyarakat. Kalau perilaku tidak berubah maka sampah baik dalam jumlah maupun komposisi akan terus bertambah,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×