Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) ingatkan akan ada tahapan kenaikan permintaan yang berimbas naiknya harga bahan pokok dalam waktu dekat menjelang hari raya Idul Fitri.
Wakil Sekretaris Jendral (Wasekjend) Bidang Pembinaan & Pendidikan Pedagang Pasar DPP Ikappi Choirul Furqon menjelaskan bahwa pihaknya bersyukur fase pertama Ramadan telah terlewati.
“Kita harus bersyukur bahwa kemarin kita telah melewati fase pertama bulan Ramadan. Dalam fase ini terlihat jelas bahwa kenaikan harga pangan pokok sangat terlihat dan hampir tidak terkendali,” jelas Furqon pada pernyataan tertulisnya, Kamis (14/4).
Furqon menjelaskan, bahwa saat ini kita sedang menjalani fase kedua sampai tiga hari menjelang Idul Fitri. Menurutnya, pada waktu transisi fase pertama dan kedua, terjadi penurunan permintaan di waktu pertengahan Ramadan. Dan harga pangan akan mengalami lonjakan tinggi kembali saat penghujung Ramadan menuju Hari Raya Idul Fitri.
Baca Juga: Keliling Pasar, Mendag Pastikan Pasokan Bapok Aman Jelang Lebaran
"Kita harus sadar bahwa saat ini sedang memasuki fase dingin harga komoditas pangan. Namun jangan dilupakan bahwa menjelang Idul Fitri masyarakat Indonesia memiliki kecenderungan bahwa pedagang dan masyarakat mempersiapkan beragam macam hidangan, hal ini menjadikan munculnya permintaan yang tinggi dan lonjakan harga akan terjadi," tutur Furqon
Lebih lanjut dia mengingatkan bahwa fluktuasi harga ini wajar karena berkaitan dengan proses supply and demand namun harus tetap diwaspadai. Pemerintah harus mempersiapkan ketersediaan bahan yang stoknya saat ini minim.
“Jangan sampai nanti terlupakan dan menjadikan adanya kelangkaan barang, itu akan membuat harga terbang,” imbuh Furqon.
Lebih dari itu, Furqon juga memberikan sorotan terhadap data pangan di Indonesia. Furqon menilai, saat ini data pangan nasional masih semerawut karena tidak adanya satu pintu data yang valid. Padahal, ketahanan pangan ini adalah isu prioritas nasional, apabila data masih belum terpusat tentu akan kesusahan untuk pengambilan kebijakan.
DPP Ikappi berharap data tidak tumpang tindih dan terpusat kepada satu lembaga.
Baca Juga: Ekonom: Bantuan Bagi Masyarakat Kelas Menengah Sangat Diperlukan
“Kami DPP Ikappi sangat berharap pemerintah dapat memusatkan data pangan nasional ke satu lembaga saja. Ini bertujuan agar tidak terjadi overlapping data antar lembaga, jika ini dapat dilakukan tentu akan sangat mempermudah kinerja pemerintah,” tambah Furqon.
Wasekjend Ikappi ini juga memiliki harapan agar Badan Pangan Nasional (BPN) menjadi satu-satunya lembaga yang menghimpun data ketersediaan pangan nasional.
“Kami berharap Badan Pangan Nasional (BPN) sebagai lembaga baru yang berkoordinasi dengan Presiden secara langsung menjadi sebuah badan rujukan data ketersediaan pangan nasional. Apabila ini terjadi tentu pemerintah sebagai decision maker akan lebih mudah dalam merumuskan kebijakan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News