kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

IDI tak terima dokter dibandingkan dengan montir


Minggu, 01 Desember 2013 / 12:38 WIB
IDI tak terima dokter dibandingkan dengan montir
ILUSTRASI. The Instagram logo and binary cyber codes are seen in this illustration taken November 26, 2019. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: TribunNews.co | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Dr Zaenal Abidin menyesalkan pernyataan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Arief Hidayat yang membanding-bandingkan profesi dokter dengan montir.

"Saya belum mengerti konteksnya. Kalau memang pernyataan itu betul oleh Wakil Ketua MK tentu amat kurang bijak dan disesalkan," kata Dr Zaenal Abidin ketika dikonfirmasi, Minggu (1/12/2013).

Sejumlah media massa menulis guyon Arief dalam seminar 'Dekonstruksi Gerakan dan Pemikiran Hukum Progresif' di Hotel Patra Jasa, Semarang, Jawa Tengah, kemarin yang menyebut profesi montir lebih sulit daripada profesi dokter.

Montir lebih sering menerima respon tak mengenakkan dibandingkan dokter. Dokter disebutnya  profesi paling enak sebab yang menyembuhkan pasien itu Tuhan, tapi yang dapat honor malah dokternya.

Arief mengatakan hal ini terkait aksi unjuk rasa para dokter terhadap vonis bersalah oleh MA terhadap dokter Ayu Cs dkk karena diduga melakukan malpraktek. Pernyataan Arief ini heboh di Twitter dan sempat jadi trending topic.

"Statement yang benar lucu Pak Arief. Salut deh sama analisanya," tulis @livyleonardL dalam akun Twitternya.

Lebih jauh Dr. Zaenal Abidin mengaku belum mengerti konteks pernyataan Arief.

"Kalau memang pernyataan itu betul oleh Wakil Ketua MK tentu amat kurang bijak dan disesalkan. Sebab pengamalan pekerjaan profesi dokter tentu tidak bisa dibandingkan dengan pekerjaan lain," kata Zaenal.

Di internal profesi kedokteran, menurut dia, banyak percabangan ilmu yang memiliki spesifikasi dan keunikan sendiri dan sulit membandingkan satu dengan lainnya.

"Tidak baik mencela orang lain kalau kita tidak tahu konteks dan duduk masalahnya," ujarnya. (Aco)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×