kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ideas: Pangkas utang, belanja negara perlu dibatasi


Senin, 16 September 2019 / 19:36 WIB
Ideas: Pangkas utang, belanja negara perlu dibatasi
ILUSTRASI. Yusuf Wibisono, Direktur Eksekutif IDEAS


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

Ideas mencatat dalam satu dekade terakhir stok utang pemerintah membengkak dari Rp 1.586 triliun pada Juli 2009 menjadi Rp 4.604 triliun pada Juli 2019. Artinya pertumbuhan utang dalam sepuluh tahun terakhir hampir tiga kali lipat. 

Yusuf bilang melonjaknya stok utang pemerintah berakar dari rendahnya kinerja penerimaan perpajakan. Dengan tax ratio yang rendah, hanya di kisaran 10% dari PDB, mengindikasikan besarnya potensi pajak yang hilang, sekitar 2%-5% dari PDB per tahun. 

Di samping itu, Yusuf menilai besarnya belanja pemerintah terikat yang berada di kisaran 11% dari PDB mengindikasikan inefisiensi sektor publik yang masif.

Baca Juga: KEIN: Neraca dagang Indonesia terbeban defisit non-migas dengan China

“Seluruh penerimaan perpajakan setiap tahunnya habis hanya untuk membiayai belanja terikat yaitu belanja pegawai, barang, bunga utang, dan transfer ke daerah,” kata Yusuf.

Menurutnya selain menghemat belanja dengan ketidakmampuan menekan non discretionary expenditure yang signifikan, rendahnya penerimaan pajak telah membatasi belanja ekonomi-sosial yang penting dan mendorong ketergantungan pada utang yang semakin besar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×