Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Sekjen Partai Demokrat yang juga putra bungsu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) disebut sebut dalam berkas perkara dugaan suap SKK Migas.
Dalam dokumen pemeriksaan tersangka Deviardi yang diperoleh wartawan, Rabu (20/11/2013) menguak kedekatan petinggi Kernel Oil Singapura Widodo Ratanachaitong dengan Ibas dan Sekretaris Kabinet, Dipo Alam.
Hal itu sebagaimana terungkap dalam sadapan perbincangan antara Widodo dan Deviardi. Hasil sadapan percakapan itu berdurasi sekitar 15 menit dan dilakukan sekitar pukul 21.03 WIB pada 24 Juni 2013.
"Bahwa benar berhubungan dengan Widodo, Cumlaude di Australia dan punya tujuh perusahaan minyak di luar negeri semuanya CNC, bahwa Widodo mempunyai jaringan ke Istana, Ibas, DPR, dan sampai kepada Dipo Alam," begitu bunyi salah satu petikan rekaman pembicaraan Widodo dengan Ardi seperti tertulis dalam dokumen.
Masih dalam dokumen, Ardi membenarkan hal tersbut merupakan perbincangannya dengan Widodo. Dia akui itu saat diperiksa sebagai saksi pada akhir September 2013 lalu.
Dalam dokumen juga tertulis bahwa penyidik yang memeriksa Ardi bernama Jimmy Christian Samma.
"Keterangan itu berasal dari Widodo Ratanachaitong sendiri. Informasi tersebut (ingin) saya sampaikan kepada Rudi Rubiandini," jawab Ardi dalam dokumen tersebut.
Meski begitu, Ardi mengaku tidak mengetahui tujuh perusahaan yang disampaikan Widodo. Dalam sadapan perbincangan itu, masih kata Ardi, Widodo bahkan menyampaikan bahwa sudah bermain sejak SKK Migas atau BP Migas dipimpin oleh Kardaya Warnika dan Raden Priyono.
"Maksud saya melaporkan kepada Rudi Rubiandini, apabila berhubungan dengan Widodo Ratanachaitong akan membuat Ibas dan Istana tenang. Saya hanya melaporkan informasi yang diberikan Widodo Ratanachaitong bahwa yang bersangkutan dekat dengan istana," kata Ardi.
Dugaan keterlibatan Widodo dalam suap SKK Migas disebutkan dalam dakwaan yang disusun Jaksa KPK untuk anak buahnya Simon Gunawan Tanjaya. Dalam dakwaan itu disebutkan bahwa Simon bersama-sama Widodo menyuap 900.000 dolar AS dan 200.000 dolar Singapura kepada Rudi Rubiandini.
Maksud penyuapan itu agar Rudi selaku Kepala SKK Migas dapat meloloskan perusahaan Widodo dalam lelang terbatas minyak mentah dan kondesat.
Sampai berita ini diturunkan Tribun belum memuat tanggapan dari pihak-pihak terkait.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News