Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Pemilu Legislatif dan Presiden sudah tinggal dalam hitungan bulan. Berbagai persiapan dilakukan termasuk soal sistem teknologi informasi. Tapi sepertinya Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih akan tetap menggunakan server dan komputer yang sama dengan yang digunakan pada pemilu sebelumnya. Alasannya, server dan storage atau tempat penyimpanan data yang digunakan masih memadai untuk pemilu tahun ini.
Namun menurut Hammam Riza, Ketua Kelompok Ahli Ikatan Auditor Teknologi Indonesia (IATI), tidak ada yang tahu seperti apa sebenarnya sistem teknologi informasi yang dimiliki KPU saat ini. Dan sudah seharusnya sistem tersebut diuji keamanannya dengan dilakukannya audit.
“Dengan melakukan audit, kita bisa tahu apa server dan storage yang digunakan sudah tepat,” ungkap Hammam yang ditemui di Jakarta Pusat, Rabu (19/2).
Tetapi, dengan waktu pemilu yang semakin dekat, IATI menghimbau KPU untuk melakukan audit jangka pendek. Bisa menggunakan pihak ketiga yang terpercaya atau KPU sendiri yang melakukannya. Tujuannya untuk memastikan apakah sistem yang ada sudah berjalan dengan baik atau belum.
“Intinya sih untuk menanamkan kepercayaan orang. Toh pemilu ini kan ibaratnya seperti pesta demokrasi seluruh masyarakat,” tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News