Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Tendi Mahadi
Menurut Agus, Australia merupakan salah satu pasar yang berpotensi untuk disasar, mengingat PDB per kapitanya cukup besar, sehingga memiliki daya beli yang tinggi untuk produk Indonesia.
Tak hanya itu, mengingat Australia memiliki jaringan perjanjian perdagangan bebas yang luas, Indonesia pun bisa memanfaatkan peluang ini, dengan menjadikan Australia sebagai pintu masuk ke pasar lainnya.
Baca Juga: Berikut strategi Pan Brothers (PBRX) dan Sri Rejeki Isman (SRIL) jaga rasio utang
Agus juga menerangkan, selama ini barang yang diimpor Indonesia dari Australia bersifat komplementer, dimana Indonesia banyak mengimpor bahan baku dan bahan penolong seperti gandum, batu bara, bijih besi,aluminium, gula mentah serta susu dan krim. Menurut Agus, produk tersebut digunakan oleh industri di tanah air, untuk menghasilkan produk keperluan domestik maupun untuk diekspor.
Sementara, produk ekspor unggulan Indonesia adalah tekstil dan produk tekstil, produk kayu dan turunannya, makanan dan minuman olahan, produk kelautan dan perikanan hingga peralatan elektronik.
Menurut Agus, tak hanya di bidang perdagangan barang, IA-CEPA juga diyakini berdampak positif terhadap perdagangan jasa dan investasi.
Baca Juga: Tarik investor potensial, Kemenperin fokus siapkan kawasan industri terpadu
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News