kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.510.000   -4.000   -0,26%
  • USD/IDR 15.565   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.789   16,39   0,21%
  • KOMPAS100 1.206   -1,84   -0,15%
  • LQ45 954   -7,01   -0,73%
  • ISSI 236   1,17   0,50%
  • IDX30 492   -2,07   -0,42%
  • IDXHIDIV20 588   -4,32   -0,73%
  • IDX80 137   -0,37   -0,27%
  • IDXV30 143   0,88   0,62%
  • IDXQ30 163   -1,25   -0,76%

HIPMI: Hadapi MEA, pengusaha harus bervisi global


Kamis, 08 Januari 2015 / 09:56 WIB
HIPMI: Hadapi MEA, pengusaha harus bervisi global
ILUSTRASI. Tom Yum Goong, salah satu jenis makanan pedas asal Thailand


Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Adanya persaingan yang semakin kompetitif dalam kompetisi ekonomi dunia, seperti MEA 2015, menyebabkan kebutuhan akan entrepreneur atau wirausaha muda yang bervisi global perlu terus ditingkatkan.

Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Hardini Puspasari mengatakan pihaknya terus mendorong tumbuhnya wirausaha muda bervisi global yang mampu bersaing di dunia internasional dan berkontribusi besar dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Kita inginkan para wirausaha muda itu memiliki visi global. Artinya dari yang tadinya jobseeker menjadi job creator, dan harus memiliki daya saing di tingkat global," kata Hardini dalam acara audiensi HIPMI bersama delegasi Harvard Asia Leadership Trek di kantor BPP HIPMI, Rabu (7/1) malam.
Turut hadir Samuel Kim, Founder Center for Asia Leadership Initiatives serta Andi Sparingga, Executive Director Harvard Asia Leadership Trek-Indonesia

Hardini yang juga Presdir Inmarkcomm  memaparkan, saat ini dunia sedang mengalami perlambatan ekonomi, baik negara berkembang maupun negara maju. Perlambatan ekonomi global tidak hanya terjadi di Asia, Eropa bahkan di Amerika serikat sebagai salah satu negara pusat ekonomi global.

Menurutnya, dengan adanya  audiensi semacam ini, tentunya  bisa saling membagi dan menukar informasi mengenai bagaimana menghadapi tantangan global di saat dunia tengah mengalami perlambatan ekonomi.

Ia mengungkapkan, tantangan wirausaha muda, terutama sektor UKM saat ini diakuinya sangat berat. Salah satunya adalah tingginya tingkat suku bunga kredit yang diberlakukan oleh perbankan. Saat ini pun Pemerintah belum sepenuhnya dapat memberikan fasilitas kepada pengusaha pemula. 

"Sektor UKM masih susah sekali untuk bangkit, terutama dalam hal promotion, branding, packaging dan perlindungan hak cipta. Padahal kita harus akui dan boleh bangga dengan UKM kita yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi di saat krisis dengan segala keterbatasan yang ada," tambahnya.

Dalam audiensi ini, lanjut Hardini, teman-teman dari Harvard serta MIT pun belajar dari para wirausaha muda Indonesia dan mereka juga sempat menyampaikan apresiasinya atas kemampuan UKM di Indonesia dalam menghadapi krisis ekonomi beberapa tahun lalu.

Ketua umum HIPMI Raja Sapta Oktohari menyambut positif delegasi Mahasiswa yang berasal dari beberapa kampus terbaik dunia seperti Harvard maupun MIT(massachusets institute tecnology) tersebut.

"Tentu ini bagian dari networking yang kita bangun, dan mereka memilih HIPMI, yang nantinya akan menambah wawasan teman-teman pengusaha muda  di Indonesia" tambah Okto.

Okto menjelaskan kepada delegasi, bahwa HIPMI merupakan organisasi/wadah pengusaha muda terbesar yang memiliki 40 ribu member, yang nantinya diperkirakan memiliki kekuatan dominan di kancah MEA 2015.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM) Penerapan Etika Dalam Penagihan Kredit Macet

[X]
×