Sumber: TribunNews. | Editor: Asnil Amri
BANDUNG. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Rusman Heriawan, mengatakan pemerintah tidak akan impor beras dan daging selama dua bulan tersisa (November dan Desember) tahun 2013 ini.
"Konsisten bahwa produksi beras kita bagus," ujarnya pada sela-sela Sosialisasi Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 98 Tahun 2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan, Grand Hotel Aquila, Pasteur, Bandung, Kamis (7/11).
Selain itu, stok beras di gudang Badan Urusan Logistik (Bulog) masih penuh. Impor daging sapi pun tidak perlu dilakukan dalam dua bulan tersisa tahun ini. "Saya kira realisasi impor (sapi) seperti yang tercatat itu, 100.000 ton," katanya.
Rusman mengatakan, sambil melakukan impor, Indonesia mesti membenahi produksi sapi. Jagung pun tidak akan didatangkan dari luar negeri hingga akhir tahun ini. Berbeda dengan Kedelai jalan di tempat.
"Kedelai memang jalan di tempat karena perubahan iklim. Kita juga tak bisa membuat lompatan dalam setahun. Namun pada 2014, angkanya produksinya setidaknya bisa di atas satu juta ton," ujar Rusman.
Khusus di Jabar, berdasarkan angka ramalan (aram) II 2013, produksi padi di Jabar mencapai 12.009.422 ton gabah kering giling (GKG) setara dengan 7.534.711 ton. Prediksi itu naik 6,54% atau 737.581 ton GKG daripada angka tetap (atap) produksi padi pada 2012.
Tahun lalu, produksi padi di Jabar sebanyak 11.271.861 ton GKG setara 7.071.965 ton beras. Kepala Bidang (Kabid) Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS) Jabar, Ruslan, optimistis aram II bisa terealisasi.
Menurut Ruslan, produksi padi di Jabar mencukupi kebutuhan konsumsi Jabar dan sumbangan bagi swasembada beras nasional 2014. Konsumsi beras Jabar sekitar 5 juta ton dan sumbangan untuk konsumsi nasional sebanyak 2 juta ton.
Berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) selama 9 bulan (Januari-September) tahun 2013, impor beras sudah mencapai 353.485 ton atau senilai US$ 183,3 juta. (Tom/Tribunnnews)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News