Reporter: Grace Olivia | Editor: Anna Suci Perwitasari
Dwi mengatakan menurunnya hasil penjualan sukuk ritel bisa karena dua sebab. Pertama, tingkat imbal hasil (yield) yang ditawarkan yang memang semakin mengecil seiring dengan turunnya suku bunga acuan. Kedua, faktor adanya kejenuhan di pasar.
“Jadi memang sedikit agak jenuh. Tapi kalau melihat dari investor barunya, itu tetap selalu meningkat, selalu ada investor baru,” lanjut Dwi.
Adapun instrumen sukuk untuk ritel yang akan ditawarkan dalam waktu terdekat ialah SR012 pada akhir Februari mendatang. Dwi menyebut, penjualan SR012 pada tahun ini akan mulai dilakukan secara online untuk pertama kalinya.
Baca Juga: Masih Memikat, Penawaran SBN Ritel Diperkirakan Bakal Ramai Pemesan
Penjualan secara online untuk pertama kalinya ini dinilai Dwi menjadi tantangan tersendiri. Berkaca dari tahun lalu, penjualan online perdana ORI016 mengalami kemerosotan menjadi hanya Rp 8,21 triliun dari penjualan seri sebelumnya yang mencapai Rp 23,37 triliun.
“Ini challenging buat kami karena sukuk ritel ini yang pertama ditawarkan secara online. Tahun lalu kita masih offline. Jadi kami antisipasi mungkin akan ada sedikit penurunan penjualan SR tahun ini,” kata Dwi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News