Reporter: Abdul Basith | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Ketenagakerjaan (Kemnaker) M Hanif Dhakiri angkat bicara perihal heboh video warga negara asing (WNA) yang berasal dari China sedang mengukur jalan di wilayah Jatimulya, Tambun Selatan, Bekasi, Jawa Barat.
Hanif menjelaskan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan Sinohydro Co. Ltd (SINOHYDRO) selaku kontraktor pelaksana. Hasil pemeriksaan Kemnaker memastikan TKA tersebut merupakan pekerja legal.
"Kalau dilihat dari jabatannya ini adalah TKA yang profesional dan memang sesuai dengan izin yang ada di Kemnaker," ujar Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri dalam siaran pers, Rabu (19/9).
TKA tersebut pun didampingi oleh Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Namun, Hanif bilang TKI tersebut belum mampu menyampaikan kepada masyarakat terkait status TKA.
Kedua persuahaan menjalani pemeriksaan oleh Dierktorat Jenderal (Ditjen) Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (PPK dan K3).
Dirjen PPK dan K3 Sugeng Priyanto menambahkan berdasarkan hasil pemeriksaan TKA tersebut sedang melakukan pekerjaan pengukuran untuk proyek kereta cepat Jakarta - Bandung.
"TKA tersebut tengah melakukan pengukuran dalam rangka menentukan kekuatan pembuatan pondasi konstruksi jalur kereta cepat Jakarta-Bandung," terang Sugeng.
Namun, terdapat kondisi yang memancing emosi dari masyarakat yang melihat. Lahan yang diukur tersebut masih dalam proses dan bum sampai memberikan penggantian lahan.
Sugeng juga memastikan bahwa TKA tersebut memiliki kualifikasi sebagai profesional. Izin kerja TKA itu merupakan tenaga ahli sebagai geologist engineer, geodetic engineer, dan survey engineer.
Dalam video yang menjadi viral itu berdurasi sekitar tiga menit, di mana seorang yang mengaku sebagai ketua RT datang memergoki sekitar empat orang WNA itu. Keempat orang berseragam biru dan bertopi dengan alat ukur digital itu itu juga tampak ditemani oleh pekerja asal Indonesia.
Pria yang mengaku RT itu kemudian mencecar soal asal perusahaan dan asal negara pria asing itu yang tak juga bisa berkomunikasi dengan bahasa Inggris.
Alih-alih mendapatkan jawaban pria asing tersebut melakukan kontak menggunakan sebuah alat komunikasi dengan bahasa Mandarin. Sementara pekerja asal Indonesia yang ikut mengawal mereka tak mau banyak berkomentar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News