kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jokowi: Jutaan tenaga China serbu Indonesia cuma rumor belaka


Rabu, 08 Agustus 2018 / 16:49 WIB
Jokowi: Jutaan tenaga China serbu Indonesia cuma rumor belaka
ILUSTRASI. PERNYATAAN PRESIDEN TERKAIT GEMPA LOMBOK


Reporter: Sinar Putri S.Utami | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan tidak benar jika ada serbuan tenaga kerja asing (TKA) dari China ke Indonesia. Hal itu ia sampaikan saat memberi sambutan pada Pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) XII, di Bogor, Rabu (8/8) pagi.

Dalam kesempatan itu, Presiden mengatakan bahwa dirinya sempat mendengar isu katanya ada 10 juta tenaga kerja dari China. Padahal, setelah dicek secara blak-blakan hanya terdapat 23.000 tenaga kerja asing China yang kerja di sini.

"Itu pun tidak kerja terus-menerus, ada yang pasang turbin, pasang smelter. Saya cek kok. Itu memang kita belum siap melakukan itu, sehingga mereka harus di sini 3 bulan-6 bulan untuk memasang ini,” terang Jokowi.

Bahkan, isu ini juga ditekankan sekaligus dibahas di akun twitter pribadinya. Terutama isu terkait TKA di Morowali, Sulawesi Tengah yang sempat mencuat yang dikatakannya itu tidak benar. Sebab, Presiden menjelaskan TKA di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park itu ada 3.121 orang.

Sementara, pekerja lokal di sana ada 25.447 orang. Sehingga, jumlah TKA hanya 10,9% dari seluruh pekerja. "Standar gaji TKA dan TKI di sana pun sama belaka," tulis Presiden.

Jokowi membandingkan orang Indonesia yang kerja di China ada sebanyak 80.000 orang, yang kerja di Malaysia 1,2 juta pekerja. "Malaysia diam saja. Itu yang legal satu dua, yang ilegal mungkin hampir 2 juta," kata Jokowi.

Saat menerima kunjungan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohammad pun Presiden Jokowi mengaku masalah tenaga kerja Indonesia (TKI) yang ilegal di Malaysia sempat disinggung.

“Saya ngomong apa adanya. Ya itulah sudah terjadi bertahun-tahun, dan saya minta kepada Mahathir ada perlindungan, legalisasi, ada proteksi sehingga semuanya menjadi gamblang,” ujar Presiden.

Meskipun ada banyak TKI legal dan ilegal di sana, lanjut Presiden, Malaysia tidak ribut. Presiden juga menyebutkan, tenaga kerja Indonesia yang di Arab Saudi katanya 500.000 yang legal. Kalau yang ilegal konon lebih dari itu.

“Coba dilihat tenaga kerja asing yang ada di Indonesia dibandingkan dengan penduduk itu hanya 0,03%. Satu persen saja tidak ada. Harus angka-angka yang kita sampaikan supaya isu tidak kemana-mana 0,03%. Satu persen saja tidak ada,” tegas Jokowi.

Presiden Jokowi membandingkan dengan tenaga kerja asing yang ada di Uni Emirate Arab yang 80% asing semua, dan mereka senang-senang saja tidak ada masalah. Demikian juga di Arab Saudi, 33% itu adalah tenaga kerja asing. Sementara di Indonesia satu persen saja tidak ada.

Presiden menegaskan, pemerintah berupaya mendatangkan investasi, salah satu tujuannya adalah untuk membuka lapangan pekerjaan sebesar-besarnya untuk rakyat, bukan untuk yang lain.

 

Sebenarnya, berapa banyak sih tenaga kerja asing terutama dari Tiongkok yang bekerja di Indonesia? Apa benar ada serbuan TKA Cina di Morowali, Sulawesi Tengah? Inilah faktanya: jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di kawasan Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) ada 3.121 orang. Pekerja lokal 25.447 orang. Jadi, pekerja asing di sana hanya 10,9 persen dari seluruh pekerja. Kawasan Morowali seluas 47.000 hektare ini merupakan area tambang nikel yang di dalamnya terdapat 16 perusahaan dari hilirisasi feronikel, pengelolaan pelabuhan hingga jasa keamanan. Para TKA ini tak melakukan pekerjaan kasar, tapi pengawas atau supervisor. Ada juga yang melakukan pekerjaan teknis untuk menjalankan peralatan yang memerlukan keterampilan khusus. Selama di Morowali, para TKA ini tak boleh keluar dari lokasi kawasan industri. Para TKA dan TKI yang bekerja di sana mendapatkan gaji yang sama. Mereka yang lembur akan mendapatkan penghasilan yang lebih besar sampai 30 persen dari gaji yang diterima. Perlakuan terhadap TKA dan TKI juga sama belaka, sampai ke makanan untuk mereka yang senilai Rp18.000 per porsi. Begitulah. Dalam tiga hingga empat tahun ke depan, jumlah TKA di Morowali ditargetkan tinggal lima persen dari total pekerja. Nah, demi proses alih teknologi dan keahlian pengolahan logam bisa cepat, para TKA ini ditandemkan dengan tenaga kerja lokal. Selain itu, di Morowali juga dibangun politeknik, agar tenaga kerja lokal bisa menggantikan TKA. Jadi, saudara-saudara sebangsa dan setanah air, kabar tentang jutaan tenaga kerja asing menyerbu Indonesia itu cuma rumor belaka.

A post shared by Joko Widodo (@jokowi) on

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×