CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

Hati-hati, Debt Service Ratio (DSR) Tahun 2023 Mungkin Bengkak hingga 30%


Senin, 24 Oktober 2022 / 19:21 WIB
Hati-hati, Debt Service Ratio (DSR) Tahun 2023 Mungkin Bengkak hingga 30%
ILUSTRASI. Rasio pembayaran utang atau debt to service ratio (DSR) pada tahun 2023 berpotensi meningkat.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio pembayaran utang atau debt to service ratio (DSR) pada tahun 2023 berpotensi meningkat. Hal ini seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global yang juga berpengaruh pada Indonesia. 

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira memperkirakan, DSR Indonesia pada tahun depan akan berada di kisaran 25% hingga 30%, atau naik dari posisi akhir yang dicatat oleh Bank Indonesia (BI) pada tahun 2021, yaitu sebesar 21,71%. 

“Kondisi tahun 2023 cukup dinamis, ada game changer dari moderasi harga komoditas, pelebaran defisit APBN, pelemahan kurs rupiah, hingga tekanan naiknya suku bunga, dan ketidakpastian global. Ini menjadi tambahan beban kemampuan membayar utang,” terang Bhima kepada Kontan.co.id, Senin (24/10). 

Baca Juga: Berikhtiar untuk Menyelamatkan Ekonomi RI dari Ancaman Resesi

Bhima juga menekankan, kondisi tahun 2023 nanti akan sangat berbeda dengan kondisi 2021 maupun 2022. Pada tahun lalu dan tahun ini, Indonesia mendapatkan windfall profit dari kenaikan harga komoditas. 

Tambahan devisa dari sektor komoditas dan moncernya ekspor, mendorong DSR sempat mengalami penurunan pada tahun 2021. Dari sisi anggaran pemerintah pun, sampai saat ini penambahan utang luar negeri cenderung melambat karena kinerja APBN terus surplus. 

Namun, pada tahun 2023, dengan ketidakpastian yang terjadi, maka pemerintah berlu sangat berhati-hati dalam menjaga kemampuan membayar utang. 

“Yang terpenting, fundamental ekonomi dijaga, dari sisi industri bernilai tambah dan berorientasi ekspor perlu didorong. Pemerintah juga perlu menerapkan disiplin fiskal untuk mengendalikan DSR,” tandas Bhima. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×