Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Hasrul Azwar menjadi calon yang diajukan PPP untuk maju sebagai pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Namun, PPP masih belum mendapat kepastian apakah akan mendapat posisi dari koalisi Merah Putih atau tidak.
Hasrul sempat memprotes ketidakjelasan itu. Hingga Senin (6/10) malam, nasib PPP di Koalisi Merah Putih juga masih tidak jelas. "Ini menyakitkan. Tahu enggak kayak apa? Kayak mau dikurbankan, rasanya PPP mau disembelih," ucap Hasrul di Jakarta, Senin.
Hasrul menuturkan, PPP seharusnya layak mendapat kursi pimpinan MPR. Ia menilai Koalisi Merah Putih sudah menjamin posisi PPP di MPR setelah PPP mengalah tak mendapat kursi di Dewan Perwakilan Rakyat.
PPP akan mengupayakan banyak cara untuk mendapat posisi itu. "Kami ambil banyak langkah, termasuk langkah seribu," kata Hasrul yang juga Ketua Fraksi PPP di DPR itu.
Saat ditanya soal surat yang diteken Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang melepas kursi pimpinan MPR bagi PPP, Hasrul mengaku tidak tahu-menahu. Dia menyatakan PPP akan berupaya seintensif mungkin mendesak Koalisi Merah Putih.
Siapa yang nantinya akan mengalah untuk PPP? "Ya, saya enggak tahu. Kan memang sejak awal posisi wakil ketua MPR untuk PPP," ucap Hasrul menilik perjanjian Koalisi Merah Putih pasca-deklarasi saat kampanye pemilu presiden lalu.
Dari perjanjian itu, ungkap Hasrul, yang mendapat kursi pimpinan MPR adalah Partai Demokrat, Partai Golkar, PPP, dan Partai Gerindra. Namun, dalam paket komposisi pimpinan MPR yang diajukan, KMP justru memajukan PAN dan PKS. Posisi calon ketua MPR diisi oleh Djoko Udjianto dari Partai Demokrat. Adapun calon wakil ketua MPR diisi oleh Mahyuddin dari Partai Golkar, Hidayat Nur Wahid Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Zulkifli Hasan dari Partai Amanat Nasional (PAN), dan satu nama utusan dari Dewan Perwakilan Daerah. (Sabrina Asril)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News