Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Salah satu isu global yang tengah menjadi perhatian para ekonom dan juga pemerintah salah satunya adalah pemilihan Presiden Amerika Serikat. Kursi nomor satu negeri adidaya ini tengah diperebutkan dua calon populer; Hillary Clinton dan Donald Trump.
Keputusan masyarakat AS itu, dipastikan akan berdampak signifikan pada perekonomian nasional. Begitupun dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun 2016 ini.
Schneider Siahaan, Direktur Strategis dan Portofolio Utang Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan, dampak yang paling dirasakan pemerintah adalah terkait rencana penerbitan Surat Utang Negara (SUN).
Jika Hillary yang terpilih, menurutnya tidak akan ada dampak yang signifikan. Sebab, jika isteri mantan presiden Bill Clinton itu yang menang, minat pasar untuk berinvestasi di Indonesia akan tetap tinggi.
Namun, sebaliknya jika Donald Trump yang terpilih, maka dikhawatirkan akan mengganggu rencana penerbitan SUN hingga akhir tahun. Apalagi akhir-akhir ini minat pasar terhadap penerbitan SBN juga sudah mulai menurun.
Meski demikian, Scheneider mengakui, tidak hanya faktor pemilu AS saja yang mempengaruhi. Ada hal lain seperti isu kenaikan suku bunga AS, kasus gagal bayar Deutsche Bank hingga pelambatan ekonomi China. Namun, "Kita lihat, ada kaitannya dengan investor melihat kondisi Pemilu di AS," ujar Schneider, Jumat (4/11).
Sementara itu, hal yang senada juga dikatakan oleh Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Rosan P. Roeslani. Menurutnya, pengusaha pasti lebih senang jika Hillary yang menang.
Sebab, hubungan dunia usaha Indonesia dengan AS tidak akan banyak berubah. Mengingat, saat ini Hillary merupakan Menteri Luar Negeri AS.
Sepanjang dijabat olehnya sudah banyak kerja sama investasi antara Indonesia dengan AS. Sehingga, kalau Ia terpilih sebagai presiden, maka harapannya tidak akan terlalu banyak perubahan.
Rosan juga menilai keberadaan Trump akan menjadi antagonis bagi negara-negara berkembang. Apalagi, jika mendengar beberapa pernyataan Trump yang cenderung menyerang dan tidak bersahabat dengan sejumlah pihak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News