kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hasil investigasi KNKT: Ada kerusakan pada sensor penunjuk kecepatan Lion Air


Kamis, 08 November 2018 / 06:05 WIB
Hasil investigasi KNKT: Ada kerusakan pada sensor penunjuk kecepatan Lion Air
ILUSTRASI. TURBIN PESAWAT LION AIR JT610


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komite Nasional Keselamatan Transportasi ( KNKT) mengungkap, analisis terhadap Flight Data Recorder (FDR) menunjukkan bahwa terdapat kerusakan penunjuk kecepatan (Air Speed Indicator) pada empat penerbangan terakhir Lion Air JT-610. 

Pesawat registrasi PK-LQP ini dinyatakan jatuh di perairan Karawang pada Senin (29/10).  Menurut invesitigasi KNKT, pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta, tercatat adanya perbedaan Angle of Attack (AOA) atau indikator penunjuk sikap pesawat terhadap arah aliran udara.

Ia menambahkan, sebelumnya tercatat ada perbedaan sensor AOA pada pilot dan co-pilot. Akibatnya, penunjuk kecepatan di pesawat menjadi tidak akurat.

"Pada penerbangan dari Denpasar ke Jakarta, muncul perbedaan penunjukan AOA, yang mana AOA sebelah kiri berbeda atau lebih 20 derajat dibanding sebelah kanan," jelas Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono di gedung KNKT, Jakarta, Rabu (7/11).

Kini, sensor AOA yang telah dilepas itu sudah dibawa ke kantor KNKT untuk selanjutnya dilakukan pemeriksaan di pabrik produsen komponen tersebut di Chicago, Amerika Serikat.

Sementara itu, Kepala Subkomite Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo mengungkapkan, kerusakan AOA ini merupakan salah satu masalah yang muncul di kokpit. Ini menjadi alasan pendorong KNKT untuk segera menemukan Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Boeing 737 MAX 8 tersebut.

"Kita butuh mendengarkan diskusi mereka apa, bagaimana mereka mengambil keputusan dan bagaimana koordinasi kokpit. Ini yang sangat kita butuhkan dari CVR untuk ditemukan," paparnya.

Terkait strategi pencarian CVR Lion Air, seperti diungkapan Nurcahyo, KNKT tetap menggunakan pinger dan mengerahkan penyelam secara manual untuk menggali lumpur yang menimbun CVR. Namun, karena kemungkinan tertimbun lumpur yang cukup dalam, sinyal 'ping' yang didapat sangat lemah.

Adapun menurutnya upaya menggali menggunakan alat pengeruk dinilai berisiko lantaran banyaknya pipa di area tersebut.

"Maka kita mendatangkan kapal untuk menyedot lumpur," imbuhnya.

Kapal tersebut didatangkan dan sejak siang hari ini telah diberangkatkan dari Balikpapan. Kapal diprediksi tiba di lokasi pada hari tiga hari mendatang.

"Prosedurnya nanti area yang sudah kuat sinyal ping-nya akan kita sedot dan pindahkan, kalau sudah berkurang lumpurnya maka kita akan mencari CVR di situ," jelasnya.

Adapun selain CVR, KNKT kini juga berusaha mencari tahu letak komponen lainnya yang terpasang di pesawat seperti sensor AOA. Pesawat Lion Air JT 610 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10).

Pesawat itu jatuh tak lama setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta di Cengkareng, Tangerang, Banten. Sedianya, pesawat itu mendarat di Pangkal Pinang pukul 07.20 WIB.

Pesawat yang baru beroperasi pada 15 Agustus 2018 itu diketahui membawa 189 orang, yang terdiri dari 178 penumpang dewasa, 1 orang anak, 2 bayi, dan 8 awak pesawat. (Christoforus Ristianto)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "KNKT: Sensor AOA Lion Air JT 610 Rusak"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×