Reporter: Grace Olivia | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akhirnya menjajal Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta sore ini, Rabu (6/3). Melihat efisiensi waktu dan kenyamanan yang ditawarkan transportasi publik teranyar ibukota tersebut, Sri Mulyani menilai MRT akan menimbulkan dampak ekonomi yang besar secara bertahap.
Sri Mulyani juga menanggapi tarif tiket MRT yang diusulkan sebesar Rp 10.000 per 10 kilometer. Menurutnya, tarif tiket tersebut mempertimbangkan berbagai aspek selain potensi pengembalian nilai investasi (return of investment).
"Investasi (proyek MRT) sebesar Rp 16 triliun tidak mungkin dan memang tidak akan return hanya dari harga tiket. Harga tiket tentu dibuat pada level di mana masyarakat mampu membayarnya," ujar dia.
Menurutnya, dengan penghematan waktu tempuh kenyamanan, dan daya beli masyarakat, harga tiket tersebut terbilang terjangkau untuk jarak dari Bundaran HI hingga Lebak Bulus sepanjang 16 kilometer.
Belum lagi, jika MRT nantinya sudah terintegrasi dengan moda transportasi lain seperti Transjakarta. Konektivitas antar destinasi yang beragam, menurutnya, bakal membuat masyarakat semakin antusias menggunakan angkutan umum.
Pembangunan MRT juga diharapkan memberikan keuntungan lain. Di antaranya, perpindahan penggunaan transportasi dari kendaraan pribadi ke transportasi publik yang dapat mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM), mengurangi kemacetan, dan mengurangi polusi udara di Jakarta.
"Jadi, saya rasa untuk Jakarta dan sekitarnya, (harga tiket) masih affordable karena tujuannya juga memang bukan untuk mendapatkan maximum rate of return," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News