Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan melihat, dampak kenaikan harga Pertamax tidak akan terlalu signifikan terhadap inflasi Indonesia.
“Tentunya kami mengantisipasi dampak dari harga Pertamax yang meningkat, tetapi relatif akan cukup terbatas,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Kacaribu dalam Indonesia Macro Economic Outlook 2022, Senin (4/4).
Sebelumnya, PT Pertamina menaikkan harga bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi RON 92 atau Pertamax menjadi Rp 12.500 per liter mulai 1 April 2022. Sebelumnya, harga Pertamax hanya Rp 9.000 per liter.
Febrio menambahkan, pihaknya akan selalu memantau perkembangan harga di lapangan. Kenaikan Pertamax juga telah melalui kajian dan perhitungan sehingga tidak akan membebankan masyarakat.
Baca Juga: Ada Peralihan ke Pertalite, Kendaraan Mewah Dihimbau Pakai Pertamax
Adapun, inflasi pada Maret sebesar 2,6% yoy, dengan kontribusi terbesar inflasi terjadi pada inflasi inti. Menurut Febrio, angka inflasi tersebut baik, karena inflasi inti mencerminkan daya beli masyarakat yang terus meningkat, artinya pemulihan sudah terjadi.
“Jadi kalau inflasi inti naik, sudah mulai ada gambaran bahwa masyarakat sudah mulai belanja,” jelasnya.
Meski begitu, Febrio juga akan terus mencermati risiko pada harga yang diatur, dan pemerintah juga akan mencermati inflasi dari sisi harga fluktuatif atau harga yang bergejolak, terutama yang kontribusi volatile food.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News