Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, rata-rata harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) meningkat tajam pada awal tahun 2022.
Ia memaparkan, rata-rata harga ICP pada Januari 2022 sudah berada di level US$ 79,63 per barel, atau lebih tinggi dari asumsi ICP di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sebesar US$ 63 per barel. Bahkan, ini pun meningkat 57,7%.
Harga ICP pada awal tahun ini juga meningkat dari posisi Januari 2021 yang pada saat ini hanya sebesar US$ 50,48 per barel.
Dengan peningkatan ICP ini, rupanya Indonesia mendapatkan keuntungan berupa peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), khususnya dari PNBP Sumber Daya Alam Minyak dan Gas (PNBP SDA Migas).
Baca Juga: Awal Tahun 2021-2022 Ramai IPO, Sejumlah Analis Ingatkan Hal Ini Untuk Pelaku Pasar
Terpantau, PNBP SDA Migas mencapai Rp 15,5 triliun atau meningkat 126,8% year on year (yoy) dari realisasi periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 6,8 triliun. Bahkan, ini pun sudah mencakup 18,1% dari target yang ditetapkan dalam APBN 2022.
Sedangkan secara keseluruhan, PNBP hingga Februari 2022 tercatat Rp 46,2 triliun atau mencakup 13,8% dari target dalam APBN 2022.
“Kinerja PNBP sampai dengan Februari 2022 ini mengalami peningkatan, utamanya didukung meningkatnya penerimaan SDA dan BLU,” ujar Sri Mulyani dalam paparan APBN KiTa, Senin (28/3) secara daring.
Baca Juga: Dugaan Korupsi Ekspor Minyak Goreng Bakal Naik Status Penyidikan, Awal April 2022
Akan tetapi, Sri Mulyani mengatakan Indonesia perlu waspada karena harga lifting minyak per Januari 2022 sebesar 573 ribu barel per hari, alias di bawah target APBN yang sebesar 703 ribu barel per hari.
“Ini sudah di bawah 600.000 per barel per hari. Ini perlu diwaspadai karena harga minyak meningkat dan kita perlu impor,” tandas Sri Mulyani.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News