kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga Komoditas Terus Naik, Mengerek Inflasi Inti Tahun Ini


Selasa, 10 Mei 2022 / 12:40 WIB
Harga Komoditas Terus Naik, Mengerek Inflasi Inti Tahun Ini
ILUSTRASI. Aktivitas jual beli di pasar tradisional Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat,


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Inflasi inti diperkirakan terus meningkat hingga akhir tahun 2022. Hal ini sejalan dengan adanya permintaan domestik yang terus membaik.

Analis makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz mengatakan, inflasi inti yang terus meningkat juga di dorong oleh tingginya biaya produksi yang terjadi sejak tahun lalu, namun masih belum berdampak signifikan kepada konsumen karena adanya permintaan yang lemah.

Adapun, Mei ini, Irman memproyeksikan inflasi inti akan bergerak di level 3,2% year on year (yoy). Sementara di akhir tahun diperkirakan akan di level 3,9% yoy, jika harga BBM Pertalite domestik tidak ada penyesuaian harga oleh pemerintah.

Menurutnya, faktor yang dapat menyulut inflasi inti ke depan adalah karena harga komoditas yang terus meningkat, sehingga meningkatkan biaya produksi. Selain itu kebijakan penyesuaian harga minyak domestik juga akan sangat berpengaruh.

Baca Juga: Inflasi Inti pada April Terus Melaju, Didorong Ikan Segar, Kue Kering, dan Mobil

“Jika harga bahan bakar domestik dinaikkan ini akan berdampak juga ke produksi barang dan jasa sehingga mendorong inflasi inti,” tutur Irman kepada Kontan.co.id, Selasa (10/5).

Sementara itu, karena inflasi inti diperkirakan terus melaju, Ia berpendapat seharusnya inflasi inti yang sehat adalah inflasi yang tidak lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi, serta tidak melebihi upah minimum pekerja secara umum, sehingga daya beli masyarakat masih bisa terjaga.

“(Batas aman inflasi inti) agak sulit ya, tidak ada konsensus batas aman. Tapi seharusnya inflasi inti yang sehat adalah inflasi yang tidak lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi dan upah secara umum,” imbuhnya.

Dihubungi secara terpisah, Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman juga sepakat, ke depan inflasi ini akan terus naik. Menurutnya ini didukung oleh adanya pelonggaran PPKM, dan juga seiring turunnya kasus harian, serta tingginya vaksinasi. Sehingga dengan begitu akan  meningkatkan mobilitas masyarakat.

“Pelonggaran PPKM ini yang nantinya akan yang mendorong mobilitas dan menaikkan velocity of money (perputaran uang),” katanya.

Adapun, menurutnya batas aman inflasi inti harus sesuai dengan target inflasi yang diperhitungkan Bank Indonesia. Meski begitu Ia memperkirakan inflasi inti tidak akan melampaui batas atas yang diperkirakan Bank Indonesia (BI). Hanya saja saat ini kondisinya sudah di level yang mengarah ke batas atas.

Baca Juga: Kinerja Ekonomi Kuartal I-2022 Tumbuh Kuat, Prospek ke Depan Semakin Solid

Asal tahu saja, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, komponen inti pada April 2022  mencatatkan inflasi sebesar 0,36% secara month to month (mtm), dan sebesar 2,60% secara yoy.

Jika dilihat ke belakang, inflasi inti ini naik dari bulan sebelumnya yaitu sebesar 2,37%, dan juga tertinggi dalam enam bulan terakhir, yaitu sejak November 2021 yang inflasi intinya sebesar 0,17% mtm dan secara tahunan sebesar 1,44% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×