kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Harga daging sapi, ayam dan telur melejit


Rabu, 20 Juni 2018 / 11:00 WIB
Harga daging sapi, ayam dan telur melejit


Reporter: Lidya Yuniartha, Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bahan pangan, khususnya daging sapi dan daging ayam melejit pasca lebaran. Selain karena stok yang berkurang pasca lebaran, kenaikan yang signifikan juga didorong oleh kenaikan harga di tingkat produsen.

Berdasarkan pengamatan KONTAN.co.id di Pasar Slipi Jaya, Jakarta Barat, harga daging sapi segar melonjak menjadi Rp 140.000 per kilogram (kg). Harga ini melojak dari sebelumnya Rp 120.000 per kg. Sementara harga daging ayam broiler meroket menjadi lebih dari Rp 50.000 per kg dari sebelumnya Rp 32.000 per kg. Sementara harga telur ayam menjadi Rp 26.000 per kg dari sebelumnya Rp 22.000 per kg.

Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonedia (APDI) Asnawi mengatakan, harga daging sapi segar sudah meningkat sejak tiga hari sebelum lebaran. Kenaikan harga daging sapi tersebut terjadi karena harga daging segar di tingkat peternak atau feedloter sudah lebih dulu naik.

"Di tingkat hulu, harga timbang hidupnya sudah meningkat. Di feedloter harga timbang hidupnya naik dari Rp 39.000–Rp 41.000 per kg menjadi Rp 43.000 per kg. Kalau sapi lokal menjadi Rp 45.000–Rp 46.000 per kg. Sapi Australia dari Rp 39.000 –Rp 41.000 per kg menjadi Rp 42.000–43.000 per kg, dan sapi eks impor juga dari Rp 43.000 sampai Rp 45.000 per kg," terang Asnawi kepada KONTAN, Selasa (19/6).

Harga daging sapi segar saat ini masih tinggi karena harga beli pedagang masih di posisi harga jual H-3 lebaran dan masih banyak pedagang yang belum berjualan. Diperkirakan harga daging sapi akan kembali normal pada pekan depan atau paling cepat pada hari Kamis (21/6).

Sementara Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat ( Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko mengatakan, kenaikan harga daging ayam dan telur terjadi karena kondisi saat ini belum normal. "Banyak pedagang tutup dan transportasi belum jalan, mungkin dua sampai tiga hari ke depan harga bisa normal lagi,"ujar Singgih.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Tjahya Widayanti juga bilang kenaikan harga dagng sapi segar dan daging ayam dipicu karena kondisi pasar yang belum normal karena kebanyakan pedagang belum beraktivitas. "Jadi kenaikan harga daging sapi dan ayam saat ini hanya sementara karena banyak yang masih libur," ujarnya.

Kenaikan harga pangan dipastikan akan mendorong inflasi Juni 2018 yang diperkirakan Bank Indonesia (BI) di kisaran 2,75% (YoY) atau 2,22% (MtM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×