Reporter: Arif Ferdianto | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) melakukan beragam cara dalam pengendalian harga dan pasokan bawang merah yang belakangan masih cukup tinggi.
Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Nyoto Suwignyo mengatakan harga bawang merah di tingkat produsen masih menjadi perhatian. Menurutnya, pasokan menjadi sulit sebab para petani belum masuk masa panen.
“Harga di tingkat produsen cenderung mengalami tren kenaikan, hal ini di antaranya sebagai akibat belum masuknya musim panen sehingga pasokan sedikit terganggu,” ujarnya dalam Rapat Pengendalian Inflasi Daerah Tahun 2024, Senin (6/5).
Nyoto menjelaskan, dalam menyikapi kenaikan harga bawang merah pihaknya memiliki beberapa cara di antaranya melaksanakan gerakan pangan murah (GPM) di wilayah Jabodetabek.
Baca Juga: BPS: Inflasi Inti Pada April 2024 Meningkat Jadi 1,82%
“GPM khusus untuk bawang merah di Jabodetabek bekerja sama dengan Kementerian Pertanian yang kami langsungkan mulai 29 April - 9 Mei 2024,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Nyoto, Badan Pangan Nasional turut mengatur pasokan bawang merah dari sejumlah wilayah di Tanah Air ke berbagai pasar seperti di Kalimantan Timur dan di Pasar Induk Kramat Jati.
“Kami melakukan fasilitasi distribusi pangan (FDP) bawang merah dari Brebes ke Kalimantan Timur sebanyak 15.000 kilogram dan dari Solok ke Pasar Induk Kramat Jati sebanyak 18.487 kilogram,” terangnya.
Merujuk data Panel Harga Bapanas, Senin (6/5) pukul 11.26 WIB, harga bawang merah secara rata-rata nasional turun 0,74%, namun harganya masih cukup tinggi yakni mencapai Rp 49.960 per kilogram.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News