Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) membantah kurangnya stok bawang merah yang menyebabkan kenaikan harga di pasar.
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Kementan, Rachmat menyebut saat ini stok bawang merah masih dalam kondisi surplus.
Berdasarkan neraca pangan Kementerian Pertanian, total stok yang ada pada bulan April ini mencapai 54.243 ton dan Mei stoknya diperkirakan mencapai 58.069 ton.
"(Stok) aman, tapi wilayah sentra produksi dan konsumsi ini yang harus menjadi perhatian kita," kata Racmat dalam Rakor Pengendalian Inflasi dipantau secara daring, Senin (29/4).
Baca Juga: Harga Bawang Merah Meroket, Pemerintah Masifkan Gerakan Pangan Murah di Jakarta
dia melihat kenaikan harga ini terjadi lantaran permintaan bawang merah pasca lebaran ini masih banyak. Kemudian, aktivitas pasar juga masih belum berjalan normal.
Selain itu, ia juga mengakui sempat ada gangguan pasokan bawang merah jenis Bima Brebes sebagai dampak banjir besar yang melanda sentra-sentra utama di wilayah Pantura.
Meski begitu, ia pastikan kebutuhan bawang merah sampai menjelang hari raya Idul Adha nanti dapat terpenuhi dengan baik melalui percepatan tanam.
"Kebutuhan bawang putih jelang Idul Adha diperkirakan masih aman," ungkapnya.
Baca Juga: Awal Pekan, Hampir Semua Komoditas Pangan Mengalami Kenaikan Harga
Bawang merah memang menjadi perhatian belakangan ini lantaran kenaikan harganya mencapai Rp 50.000 per kg. Merespons kenaikan ini, pemerintah kembali memasifkan gerakan pangan murah (GPM) di Jakarta khusus komoditas bawang merah.
Sekretaris Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy menjelaskan kegiatan pasar murah ini akan diadakan di 63 titik di wilayah Jakarta dan dua lokasi pasar mitra tani holtikultura mulai 29 April hingga 8 Mei 2024.
"Harapan kami dengan ini (bawang merah) harganya segera normal sesuai harga acuan," kata Sarwo dalam acara yang sama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News