Reporter: Narita Indrastiti, Herlina Kartika D., Fitri Nur A. | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Rencana pemerintah membatasi pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sudah matang. Hari ini (24/4), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan menggelar sidang kabinet untuk mengambil keputusan.
Pilihan kebijakan juga jelas. Cuma kendaraan berkapasitas mesin kurang dari 1.500 cc saja yang boleh menenggak BBM bersubsidi. Tahap awal, larangan penggunaan BBM bersubsidi hanya berlaku bagi kendaraan dinas pemerintah.
Agenda sidang kabinet hari ini akan memutuskan kapan kebijakan ini berlaku. Ini penting karena kebijakan ini akan berdampak luas, utamanya terhadap kenaikan harga barang dan jasa atau inflasi tahun 2012.
KONTAN mencatat, dalam enam tahun terakhir, rata-rata inflasi bulanan sepanjang Mei-hingga bulan Desember, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli, yakni rata-rata 0,87%. Menyusul bulan Juni rata-rata 0,80%, Desember 0,68%, dan September 0,65%.
Luky Alfirman, Kepala Bidang Kebijakan Belanja Pusat, Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan mengatakan, pemerintah sudah memikirkan dampak terjadinya akumulasi inflasi. Akumulasi inflasi tahun ini bersumber dari tahun ajaran baru, libur sekolah, puasa dan Lebaran. "Dampak pembatasan BBM tak besar. Kami optimistis inflasi tahun ini hanya 6,8%," kata dia.
Menurut Direktur Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia Perry Warjiyo, per tahun, penggunaan BBM bersubsidi di Jawa dan Bali, rata-rata mencapai 8,9 juta kiloliter. Pemakaian BBM oleh mobil dengan kapasitas mesin di atas 1.500 cc sebesar 40%. Karena kebijakan ini tak dijalankan sejak awal tahun, penghematan pemakaian BBM hanya 2,4 juta kiloliter saja. "Subsidi tak banyak berkurang," kata dia.
Hitungan dia, dampak kebijakan pembatasan BBM terhadap inflasi kecil hanya 0,3%. Inflasi tahunan hanya akan mencapai 4,7% saja. Tapi, bila pemerintah menaikkan harga BBM, inflasi akan naik menjadi 2,2%. Dengan begitu, inflasi tahunan berkisar 6,9%.
Menurut Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan, bila pembatasan tak hanyak mengurangi subsidi, pemerintah sebaiknya segera menaikkan harga jual BBM saat rata-rata harga minyak mentah menyentuh US$ 120,75 per barel. Ketidakberanian pemerintah mengambil keputusan justru mendorong inflasi tinggi. Bila ini terus terjadi, inflasi tahun ini bisa terbang di atas 7%. Jelas, ini akan menjadi bandul pemberat pertumbuhan ekonomi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News