kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hadapi perubahan iklim, BMKG tingkatkan observasi di perairan Indonesia


Kamis, 25 Maret 2021 / 12:20 WIB
Hadapi perubahan iklim, BMKG tingkatkan observasi di perairan Indonesia
ILUSTRASI. Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengamati arah angin melalui monitor di kantor BMKG Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu (29/11). Hadapi perubahan iklim, BMKG tingkatkan observasi di perairan Indonesia.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Memperingati Hari Meteorologi Dunia (HMD) ke-71, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) makin menguatkan observasi dan analisis Meteorologi, Klimatologi dan Oseanografi di perairan Indonesia, guna menghadapi berbagai tantangan akibat perubahan iklim.

"Semangat HMD tahun 2021 penting bagi BMKG dan Indonesia dalam rangka penguatan dan peningkatan observasi meteorologi dan iklim yang terintegrasi dengan observasi lautan/samudra, yang saat ini  ditindaklanjuti dengan modernisasi sistem dan peralatan observasi, analisis dan pemodelan meteorologi maritim denganteknologi terkini," UJAR Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangannya, Kamis (25/3). 

Dwikorita mengatakan, BMKG terus berupaya meningkatkan layanan kepada masyarakat diantaranya dengan menyelenggarakan program Sekolah Lapang Cuaca Nelayan (SLCN) yang merupakan kegiatan untuk meningkatkan pemahaman nelayan terhadap informasi cuaca maritim guna mendukung kegiatan sektor perikanan dan kelautan.

Kemudian, sSekolah Lapang Iklim (SLI) yakni kegiatan kerjasama dengan Pemerintah Daerah bertujuan menjembatani informasi iklim dari BMKG kepada petani, serta Sekolah Lapang Geofisika (SLG), program yang dibangun agar seluruh komponen masyarakat paham dan mampu melakukan penyelamatan diri terhadap bencana gempa bumi dan tsunami, sehingga meminimalisir korban jiwa maupun korban materiil.

Baca Juga: Cuaca hari ini di Jabodetabek sebagian hujan petir, waspada angin kencang

Pada perayaan HMD tahun ini, BMKG meluncurkan beberapa aplikasi informasi terbaru yang berkaitan dengan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yaitu Aplikasi SIAM (System of Indonesian Aviation Meteorology) web untuk layanan informasi lengkap mengenai cuaca yang dibutuhkan pada layanan penerbangan, kemudian Ina-WIS, Ina-OPSMAR, dan Ina-Drift yang ketiganya berfungsi untuk peningkatan layanan informasi cuaca maritim di wilayah perairan Indonesia.

“Peringatan HMD ini penting untuk menyadarkan kita bahwa Perubahan Iklim baik secara global maupun dampak lokalnya benar-benar sedang berlangsung” ujar Dwikorita.

BMKG Indonesia juga telah ditunjuk oleh Badan Meteorologi Dunia (WMO), sebagai Steering Committee pada Program Global Ocean Observation System (GOOS), yang berperan untuk menentukan arah dan Kebijakan Sistem Observasi Samudera secara global. 

Ditambah lagi Kepala BMKG juga ditunjuk oleh IOC ( International Ocean Committee) sebagai Chair of Indian Ocean Tsunami Warning System, yang berperan untuk memberikan Peringatan Dini Tsunami bagi 28 negara di Samudra Hindia, serta mengedukasi masyarakat terhadap terhadap langkah-langkah kesiapsiagaan akan ancaman bahaya tsunami.

Baca Juga: Kementeran PUPR secara bertahap berupaya menangani banjir dan rob di wilayah Pantura

“Kami terus berusaha memberikan pengetahuan kepada semua orang bahwa lautan menggerakkan cuaca dan iklim dunia serta menjadi jangkar bagi ekonomi dan ketahanan pangan global. Perubahan iklim tidak hanya berpengaruh besar terhadap lautan, tetapi juga meningkatkan bahaya bagi ratusan juta orang” paparnya.

Lebih lanjut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan, observasi dan riset maritim yang dilakukan BMKG antara lain melalui Ekspedisi Maritim Indonesia untuk pengumpulan data cuaca dan iklim di Samudra Hindia bagian Barat Indonesia. BMKG dan berbagai mitra nasional dan internasional juga rutin melakukan Ekspedisi "Years of The Maritime Continent (YMC)".

“Ekpedisi dilakukan guna mengamati cuaca dan iklim dengan meningkatkan pemahaman dan prediksi variabilitas lokal hingga global, terutama utk menguak misteri di perairan Benua Maritim Indonesia yang mengontrol interaksi  antara Samudra Pasifik dan Samudera Hindia” Pungkasnya.

Selanjutnya: BMKG peringatkan kemunculan awan cumulonimbus, kapan prediksinya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×