kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Hadapi kampanye negatif, Kemendag siap bentuk tim kampanye positif sawit Indonesia


Kamis, 06 Agustus 2020 / 19:56 WIB
Hadapi kampanye negatif, Kemendag siap bentuk tim kampanye positif sawit Indonesia
ILUSTRASI. Produksi Sawit Nasional: Panen tandan buah segar kelapa sawit di Kebun Sawit Cimulang, Candali, Bogor, Senin (10/9). Menurut data Kementan, secara nasional terdapat 14,03 juta hektare lahan sawit di Indonesia, dengan luasan sawit rakyat 5,61 juta hektare.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Para pengusaha yang hadir dalam pertemuan itu menyambut baik keinginan Kementerian Perdagangan. Komisaris Wilmar Tumanggor mengatakan pengusaha siap mendukung rencana itu. Menurutnya, industry kelapa sawit merasakan dampak dari diskriminasi oleh Uni Eropa dan perlu diambil Tindakan Bersama untuk melawannya.

Baik para pejabat kementerian dan Lembaga maupun pengusaha yang hadir sepakat bahwa sector industry kelapa sawit perlu perbaikan dalam tata Kelola isu maupun tata Kelola industrinya. Keduanya diharapkan berjalan beriringan.

“Kita ingin agar industry kelapa sawit kita makin ramah lingkungan dan makin menyejahterakan rakyat. Untuk itu kita terus memperbaiki tata Kelola Bersama dengan kementerian lain seperti kementan dan KLHK. Tetapi kita juga harus melihat dari perspektif ekonomi politik bahwa isu sawit bukan semata-mata soal ekologi dan sosiologi tetapi tentu berkaitan kepentingan ekonomi dan politik. Karena itu solusi untuk keduanya berjalan beriringan.” Tandas Jerry.

Baca Juga: Wamendag bertekad intensifkan diplomasi dan kampanye untuk tingkatkan ekspor CPO

Kesepakatan Pengusaha dan Pemerintah itu dipandang sebagai titik tolak penting untuk menjalin koordinasi dan kepercayaan antar keduanya. Dalam pandangan Wamendag, masing-masing pihak punya pekerjaan rumah masing-masing tetapi juga punya PR Bersama. Melalui tim itu diharapkan masalah-masalah yang terjadi bisa diselesaikan.

“Pemerintah mendukung keinginan pengusaha dan kesejahteraan masyarakat. Demikian juga pengusaha, bisa mendukung upaya pemerintah. Yang diperlukan sebenarnya adalah makin kuatnya saling percaya itu.” Kata Wamendag di akhir acara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×