Reporter: Abdul Basith | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - Gula hasil penggilingan tebu petani rakyat masih belum terserap pasar. "Stok kita masih menumpuk sampai saat ini," ujar Soemitro Samadikoen, Ketua Umum Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) di Jakarta, Selasa (15/8).
Penumpukan tersebut diakui akibat dari harga yang tidak sesuai dengan pembeli. Berdasarkan keterangan Soemitro, harga pembelian yang diminta petani sebesar Rp 11.000 per kilogram (kg).
Selain itu, Soemitro menyatakan gula kristal putih (GKP) sisa impor masih memenuhi pasar. Stok yang memenuhi pasar itu membuat gula melimpah sehingga gula petani tidak terserap.
Soemitro pun meminta pemerintah berhenti menebar pasokan GKP sisa impor ke pasar. Selain itu juga Soemitro menyinggung mengenai perdagangan perbatasan. Menurutnya perdagangan perbatasan tersebut banyak masuk ke pasar konsumsi sehingga stok gula di pasar melimpah.
Setelah pertemuan dengan produsen gula dan pedagang (15/8), belum ada titik temu mengenai serapan stok gula petani yang menumpuk. Pertemuan tersebut dilakukan di Kementerian Perdagangan (Kemdag) dengan Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen Dagri) bertindak sebagai fasilitator.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News