Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyebut, ekonomi digital dan sistem pembayaran dengan di Indonesia memiliki pertumbuhan tercepat di dunia.
Meski demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkapkan, semakin maju perekonomian digital maka semakin berisiko, utamanya terkait serangan siber.
“Kita harus juga tahu bahwa digital mengandung risiko. Kita harus juga hati-hati semakin maju digital ada risiko serangan siber,” tutur Perry dalam Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia & Indonesia Fintech Summit & Expo 2025, Kamis (30/10/2025).
Baca Juga: BI Ramal Volume Transaksi Ekonomi Digital Naik Jadi 147 Miliar di 2030
Maka dari itu, pihaknya terus berupaya untuk melindungi keamanan konsumen dari serangan siber tersebut.
Ia juga menyinggung pentingnya penanganan terhadap praktik phishing, yakni upaya penipuan yang dilakukan dengan mencuri data pribadi seperti kata sandi, nomor kartu kredit, atau informasi perbankan dengan cara menyamar sebagai pihak atau lembaga yang terpercaya.
Menurutnya, semua pihak perlu bersama-sama memajukan ekonomi dan keuangan digital, termasuk sistem pembayaran, demi kepentingan rakyat.
Perry juga menekankan bahwa upaya tersebut harus diimbangi dengan perlindungan terhadap keamanan siber, pelindungan konsumen, serta pencegahan tindak pencucian uang dan pendanaan terorisme (TPPU dan TPPT) melalui program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU PPT).
Selanjutnya: Halloween Mengapa Dirayakan Tiap 31 Oktober? Simak Asal Usul Sejarahnya
Menarik Dibaca: Halloween Mengapa Dirayakan Tiap 31 Oktober? Simak Asal Usul Sejarahnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













