Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Google masih melakukan diskusi dengan sejumlah penerbit terkait dengan pembayaran konten. Hal itu menanggapi kemungkinan penerapan skema pembayaran konten di Indonesia seperti yang telah dilakukan di sejumlah negara.
Google sebelumnya memutuskan untuk membayar penerbit di Australia, Jerman, dan Brasil. "Kami sedang berdiskusi dengan lebih banyak penerbit di enam negara lain," ujar Head of Corporate Communications Google Indonesia Jason Tedjasukmana kepada kontan.co.id, Senin (29/6).
Google Indonesia akan melihat penerapan produk terbaru tersebut. Hal itu sekaligus menguji asumsi mengenai manfaat dari produk tersebut.
"Kami ingin melihat dulu reaksi atas produk ini sambil menguji asumsi kami tentang manfaatnya bagi pengguna dan penerbit sebelum melangkah lebih jauh," terang Jason.
Baca Juga: Google akhirnya membayar beberapa media di Australia, Brasil, Jerman terkait konten
Dikutip dari Reuters, Google Alphabet pada Kamis lalu (25/6) mengambil langkah untuk menyelesaikan percekcokannya dengan media dan penerbit. Google akan membayar sejumlah grup media di Australia, Brasil, dan Jerman untuk konten berkualitas tinggi dan berharap untuk melakukan lebih banyak kesepakatan dengan yang lain.
Raksasa internet asal Amerika Serikat (AS) ini telah bertahun-tahun berusaha menangkis permintaan pembayaran dari penerbit berita di seluruh dunia dengan imbalan menggunakan konten mereka. Kelompok media asal Eropa merupakan kritikus Google paling sengit.
"Kami mengumumkan program lisensi untuk membayar penerbit untuk konten berkualitas tinggi untuk peluncuran pengalaman berita akhir tahun ini," kata Brad Bender, Wakil Presiden Google yang dikutip Reuters.
"Kami akan mulai dengan penerbit di sejumlah negara di seluruh dunia, dengan yang lainnya akan segera hadir," katanya.
Produk baru akan tersedia di Google News dan Discover. Bender mengatakan Google juga akan menawarkan akses gratis bagi pengguna untuk membaca artikel paywalled di situs penerbit jika tersedia.
Baca Juga: Mengaku ditelpon Google, Luhut: Mereka minta Indonesia jadi pusat data Asia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News