Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Politisi Partai Golkar Bambang Soesatyo menilai, kegagalan partainya meraih posisi puncak pada Pemilu 2014 karena lemah dalam pencitraan jika dibandingkan PDI Perjuangan. Pada Pemilu 2014, Golkar berada di posisi kedua, di bawah PDI-P yang menjadi pemenang pemilu.
Padahal, sebelumnya, Golkar dan PDI Perjuangan sama-sama memperjuangkan kepentingan rakyat ketika pemerintah berencana hendak menaikkan harga BBM.
“PDI-P cerdas memainkan isu partai wong cilik dan menolak kenaikan harga BBM. Sehingga, pada Pemilu 2014 kemarin mereka dapat meraih kemenangan,” ujar Bambang, pada Diskusi Kamisan Koalisi Ormas Muda Golkar, di Jakarta, Kamis (4/9/2014) malam.
Ia optimistis Golkar dapat mengembalikan masa kejayaannya seperti Pemilu 2004 lalu pada Pemilu 2019 mendatang.
“Golkar hanya butuh satu periode untuk memenangkan pemilu selanjutnya,” kata Bambang.
Menurut Bambang, pasca-reformasi hingga kini, Golkar tidak pernah menduduki posisi tiga besar pemenang pemilu legislatif. Pada Pemilu 2004 lalu, Golkar menduduki posisi pertama. Sementara, pada Pemilu 2009 dan 2014, partai berlambang pohon beringin ini bertengger di posisi dua besar pemenang pemilu. (Dani Prabowo)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News