kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.287.000   27.000   1,19%
  • USD/IDR 16.728   -7,00   -0,04%
  • IDX 8.338   19,01   0,23%
  • KOMPAS100 1.162   2,47   0,21%
  • LQ45 849   2,24   0,26%
  • ISSI 289   1,69   0,59%
  • IDX30 444   -1,00   -0,23%
  • IDXHIDIV20 512   0,36   0,07%
  • IDX80 131   0,36   0,27%
  • IDXV30 137   0,28   0,21%
  • IDXQ30 141   -0,24   -0,17%

GIPI usul wisata alam dibuka paling awal, wisata hiburan tahap selanjutnya


Rabu, 17 Juni 2020 / 19:54 WIB
GIPI usul wisata alam dibuka paling awal, wisata hiburan tahap selanjutnya
ILUSTRASI. Pengunjung menikmati pemandangan kawah ratu di Taman Wisata Alam Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (13/6/2020). Setelah tiga bulan berhenti beroperasi akibat pandemi COVID-19, TWA Tangkuban Parahu kembali dibuka untuk wisatawa


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) mengusulkan wisata alam menjadi sektor yang pertama dibuka di era new normal untuk mendorong pariwisata.

Usulan ini sejalan dengan rancangan yang dibahas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona (Covid-19). Pandemi Covid-19 memang menghentikan kegiatan di sektor pariwisata.

Baca Juga: Wisata alam terpilih jadi yang pertama dibuka saat pandemi corona, Bali nanti dulu

"Wisata alam akan menghindarkan dari kerumuman, konsep kami sudah begitu untuk 2020," ujar Ketua GIPI Didien Junaedy saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (17/6).

Melihat perkembangan pandemi Covid-19, Didien bilang, yang dikembangkan merupakan destinasi wisata yang dekat. Pasalnya untuk transportasi jarak jauh masih membutuhkan persyaratan yang tidak mudah.

Meski begitu, sejumlah sektor wisata dinilai masih perlu tutup lebih lama. Antara lain wisata taman hiburan dan wisata belanja.

"Wisata hiburan seperti taman bermain nanti tahap kedua nanti," terang Didien.

Termasuk pembukaan pusat perbelanjaan atau mal yang seharusnya dimundurkan. Karena tempat-tempat tersebut berpotensi menciptakan kerumunan.

Baca Juga: Lindungi pasar tradisional agar geliat ekonomi di era new normal terjaga

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×