kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Gerindra siap membantu pemerintah


Rabu, 02 Maret 2011 / 09:34 WIB
ILUSTRASI. Foto udara pembangunan Bendungan Sukamahi di Bogor, Jawa Barat, Senin (20/1/2020). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/wsj.


Reporter: Edy Can | Editor: Edy Can

JAKARTA. Partai Gerindra menginginkan pemerintah yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berhasil. Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan pihaknya siap membantu jika diminta oleh SBY.

Isu bergabungnya Gerindra ke pemerintah mencuat setelah menolak hak angket pajak pekan lalu. Suara partai ini menjadi penyebab kandasnya usulan hak angket di rapat paripurna.

Apalagi, siang ini, SBY menyatakan akan mengevaluasi koalisi partai politik yang mendukungnya. Pernyataan SBY ini menyusul perbedaan pendapat soal usulan hak angket pajak.

Fadli mengakui, SBY belum meminta partainya untuk membantu pemerintahan secara resmi. Tapi, "Kami siap membantu asalkan demi kepentingan rakyat," katanya saat dihubungi, Selasa (1/3).

Fadli tak menampik bila Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto beberapa kali diundang ke Istana Negara. Menurutnya, pertemuan itu bukan secara khusus membahas soal koalisi partai. "Pertemuan itu hanya untuk komunikasi politik. Untuk menyamakan persepsi berbagai isu," tegasnya.

Namun, Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) menampik bila keinginan Gerinda bergabung dengan pemerintah karena sikapnya terhadap usulan hak angket pajak. Dia menandaskan, partainya tidak ingin menjadi alat politik untuk bargaining dari partai tertentu. "Penolakan Gerindra tidak ada hubungannya dengan reshufle kabinet dan tawaran politik tertentu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×