kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.777.000   23.000   1,31%
  • USD/IDR 16.870   0,00   0,00%
  • IDX 5.968   -28,15   -0,47%
  • KOMPAS100 844   -3,39   -0,40%
  • LQ45 669   1,60   0,24%
  • ISSI 186   -0,64   -0,35%
  • IDX30 353   0,28   0,08%
  • IDXHIDIV20 432   5,08   1,19%
  • IDX80 96   -0,04   -0,04%
  • IDXV30 101   -0,42   -0,41%
  • IDXQ30 118   1,53   1,32%

Gerindra minta Jokowi mundur dari Gubernur DKI


Senin, 07 April 2014 / 09:25 WIB
Gerindra minta Jokowi mundur dari Gubernur DKI
ILUSTRASI. Kebiasan yang Meningkatkan Risiko Kanker Paru-Paru


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Partai Gerakan Indonesia Raya atau Gerindra meminta Joko Widodo secepatnya mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta. Sejumlah alasan disebut sebagai dasar permintaan itu.

"Selama ini Pak Jokowi sibuk mengurus kampanye legislatif, kebijakan menjadi tersendat. Padahal Jakarta ini Daerah Khusus Ibu Kota, yang tak boleh satu jam pun tertunda kebijakannya," ujar Ketua Fraksi Gerindra di DPRD DKI Jakarta Mohamad Sanusi kepada Kompas.com, Senin (7/4/2014) pagi.

Selain dianggap sudah tak fokus, kata Sanusi, Jokowi ketika cuti juga tak bisa begitu saja mendelegasikan kewenangannya sebagai gubernur kepada Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama. Sebagai pelaksana harian gubernur, ujar dia, Basuki pun tak dapat memutuskan kebijakan strategis.

Karenanya, kata Sanusi, akan lebih baik bila sekalian Basuki "naik" menjadi Gubernur DKI yaitu dengan pengunduran diri Jokowi. "Apalagi posisi Sekda masih Pelaksana Tugas (Plt). Masalah di DKI Jakarta ini makin berantakan saja. Gubernurnya cuti, wagub tidak bisa memutuskan, Sekdanya belum dipilih," ujar dia.

Alasan ketiga, sebut Sanusi, ada persepi publik yang mengatakan belum mundurnya Jokowi sebagai gubernur akan dapat disalahgunakan untuk kampanye terselubung, termasuk memakai anggaran APBD DKI. Blusukannya Jokowi sebagai gubernur, lanjut Sanusi, tidak ada bedanya dengan kampanye memperkenalkan diri kepada warga.

Lalu, lanjut Sanusi, alasan terakhir dari permintaan Jokowi segera mengundurkan diri adalah etika politik. Menurut dia, bila Jokowi tetap menjadi gubernur meskipun sudah jelas menjadi bakal calon presiden dari PDI-P, maka masyarakat tak akan mendapatkan teladan etika politik yang baik.

Timbul kesan, imbuh Sanusi, Jokowi haus dan serakah kekuasaan. "Seorang pemimpin harus memberikan contoh etika politik yang baik kepada publik. Contohlah Gita Wirjawan, mau jadi presiden mundur dari Menteri Perdagangan. Contoh lain Pak Ahok, mau jadi Gubernur Jakarta, mundur dari Bupati Belitung Timur. Hal itu yang tidak dimiliki oleh seorang Jokowi. Harus fair!"

Sebelumnya diberitakan, Joko Widodo memastikan diri siap diusung menjadi bakal calon presiden dari PDI-P. Dia mengungkapkan soal mandat yang dia terima tentang pencalonan itu saat blusukan di Rumah si Pitung, Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3/2014) siang.
 (Fabian Januarius Kuwado)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×